Dan kedua, Al Mukarramah Al Haji Munggah bergelar Raden Bangse Kramat.
BACA JUGA:Ujung Tombak Pelestarian Cagar Budaya, BPK Wilayah VI Puji Kinerja Juru Pelihara di Sumsel
BACA JUGA:Bukan Sekedar Ajang Penghormatan Chairil Anwar, Padepokan Rendezvous Besut Acara dengan Misi Rahasia
Selain itu, juga menjadi salah satu tempat berdakwahnya ulama besar OKI, Al Mukarramah KH Muhammad Noer alias Kiyai Maknur Dusun Talang.
Namun setelah 90 tahun, Masjid Agung tersebut dipugar dan dipindahkan sedikit ke arah darat.
Pemindahan tersebut menyusul kondisi tebing sungai tempat berdirinya awal mengalami abrasi.
Pemugaran dilakukan selama 3 tahun, dari tahun 1913 sampai 1915.
BACA JUGA:Hadiri Pelantikan Perjakep Sumsel, SMB IV Ingatkan ‘Akar Budaya Palembang itu dari Jawa dan Melayu’
BACA JUGA:CATAT! BPK Wilayah VI Sumsel Gelar Pameran Warisan Raso Sumatera Selatan, Ini Jadwal dan Lokasinya
Pemugaran ini memakai beton namun secara utuh pemugaran Masjid Agung Marga Kayuagung di Jua-Jua tersebut baru selesai pada tahun 1936.
Arsitek utama masjid oleh Ahmad Yacub Raden Depati.
Prasasti pendirian dan pemugaran masjid Agung Jua-Jua ini masih tersimpan di rumah salah satu keturunan Al Mukarramah Al Haji Hassan Chotib yakni Drs H Syaiful Ardand.
Pada tahun 1936, Masjid Agung Al-Furqon Jua Jua diresmikan oleh Kerio Muhammad Arief.
BACA JUGA:Terima Kunjungan Binmas Polda Sumsel, Sultan Palembang Beri Usul yang Ringankan Tugas Polisi
Kerio Muhammad Arief merupakan menantu Krio Matjan Kemale Inggro bergelar Krio Matjan Bodok.