BACA JUGA:Sumatera Selatan Berduka, Legenda Tari Indonesia Elly Rudy Wafat Saat Melatih Murid-Muridnya Menari
Tokoh-tokoh agama lainnya, seperti KH Ahmad Dahlan.
Letkol M Noeh Matjan dan kawan-kawan dari Kayuagung membentuk Pasukan Berani Mati di Kayuagung pada masa Revolusi Fisik.
Salah satu kesuksesan Pasukan Berani Mati yang dipimpin oleh Letkol M Noeh Matjan ini adalah penyerangan dan perebutan Kantor Pemerintahan Jepang, Bun Syo Co di Kayuagung pada 9 Oktober 1945.
Keberhasilan tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa heroik, pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih pada 11 Oktober 1945.
BACA JUGA:Rampungkan Konservasi 4 Situs Megalitik di Sumatera Selatan, BPK Wilayah VI Gandeng Juru Pelihara Cagar Budaya BACA JUGA:Segera Hadir di Layar Kaca, Pahlawan Nasional Asal Sumsel ini Ternyata Penyelundup Minyak Terbesar di AsiaPengibaran dilakukan oleh 3 pemuda gagah Kayuagung, Raden Ismail Effendi, M Ali Hanafiah dan Marzuki Suriah.
Pembina upacara dipimpin oleh Wedana (Bupati) pertama OKI, A Najamuddin.
Peristiwa inilah yang menjadi memicu perebutan-perebutan dan pelucutan markas Jepang awal di seluruh Keresidenan Palembang saat itu.
Selanjutnya, Pasukan Berani Mati Kayuagung rajin melakukan penyerangan dan penghadangan terhadap pasukan Belanda yang mencoba ke daerah uluan Palembang melalui Kayuagung.
BACA JUGA:Benar-Benar Pecah! Peringatan 1 Dekade Scooter Bajaj Indonesia Ditutup Perjamuan di Tempat Istimewa
Semua rencana dan siasat penyerangan tersebut diatur oleh para pejuang yang bermarkas di Masjid Agung Jua-Jua tersebut.
Ketua Masjid Agung Al-Furqon Jua-Jua, Drs H Syaiful Ardand menuturkan, sudah sewajarnya pemerintah beri perhatian lebih kepada masjid ini.
Hal tersebut mengingat usia masjid yang sudah tua, termasuk struktur kayu di bagian dalam masjid serta atap sejak 1913.
Selain itu, masjid ini merupakan masjid pertama di Kayuagung yang digunakan tempat salat Jum’at di seluruh Marga Siwe.
BACA JUGA:Berbajaj Berbudaya! 1 Dekade Scooter Bajaj Indonesia, Pesan SMB IV Menyala Abiss