Saat itu Kerio Muhammad Arief merupakan pemimpin Dusun Jua-Jua, salah satu Marga Siwe (9 marga) asli Kayuagung.
Kala itu, Jua-Jua merupakan dusun pembarab, sehingga Masjid Agung untuk Marga Kayuagung didirikan di sana.
Sedangkan untuk 8 dusun Marga Siwe lain hanya berhak mendirikan langgar.
BACA JUGA:Lestarikan Kesenian Wayang Kulit Sebagai Warisan Budaya Indonesia, Ini Kata Bupati OKU Timur
Pentingnya, menjadikan Masjid Agung Al-Furqon Jua-Jua ini, tidak saja dari usia bangunannya yang sudah mencapai 200 tahun lebih.
Melainkan pula lantaran masjid ini pernah dijadikan markas dalam menyusun siasat para pejuang di OKI.
Baik untuk taktik perang gerilya di Kayuagung dan sekitarnya, maupun untuk mendukung Perang 5 Hari 5 Malam di Palembang.
Para pemimpin pejuang tersebut antara lain tercatat Letkol Moehammad Noeh Matjan dan H Braksan Matjan.
BACA JUGA:Terima Gelar Pangeran Wira Negara, Airlangga Hartarto Nilai Alasan Sultan Palembang Sangat Tepat!
Kedua tokoh pejuang ini merupakan putra Pasirah Marga Kayuagung, Pangeran Matjan.
Pemimpin lasykar Moehammad Denin Raden Bayang dan Haji Mekki.
Haji Mekki ini sendiri adalah ayanda dari Ishak Mekki, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat.
Ishak Mekki juga pernah menjadi Wakil Gubernur Sumatera Selatan periode 2013-2018 dan Bupati OKI 2 periode.
BACA JUGA:Napak Tilas Sedo Ing Rejek, Tinggalkan Wasiat Sebelum Wafat, Begini Isinya