Lebih jauh sambung Adie, dibutuhkan mekanisme pengawasan terhadap koleksi-koleksi yang telah disajikan.
BACA JUGA:Belum Ramah Difabel, Disbudpar Sumsel Dorong Peningkatan SDM Pemandu Museum Negeri Sumsel
Sehingga sekurangnya terdapat 4 masalah dan kendala terkait informasi data pelayanan publik di Museum Negeri Sumsel ini, antara lain:
1. Informasi label koleksi sangat simpel dan ringkas
2. Kurang maksimalnya pemberian informasi data koleksi yang tersaji.
3. Koleksi yang disajikan masih materi yang lama dan tidak menarik.
BACA JUGA:Hadir di Pelataran Museum SMB II, Drama Musikal Legenda Pulau Cinta Hipnotis Ratusan Penonton
BACA JUGA:Luar Biasa! Museum Negeri Sumsel Terima Hibah Alquran Tulisan Tangan Kiyai Delamat Berusia 2 Abad
4. Tenaga edukator/pemandu yang masih minim.
Nah timpal Adie, untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, diperlukan upaya berkesinambungan dalam investasi infrastruktur digital dan standarisasi praktik pengelolaan data.
Data koleksi museum sendiri diperoleh dari hasil kegiatan kajian koleksi yang bersumber dari survei kajian koleksi, penelitian, pengkajian, serta para narasumber dari kalangan sejarawan, budayawan, akademisi, dan masyarakat.
Museum Negeri Sumsel di dalam era digital teknologi yang semakin maju akan mengambil peluang dalam penggunaan teknologi.
BACA JUGA:Kaya Situs Megalitik! Begini Kata 4 Pakar di Seminar Kajian Koleksi Museum Negeri Sumsel
BACA JUGA:Waduh! Puluhan Finalis Berguguran di Soal Ketiga Pada Grand Final Lomba Sang Juara ‘Payo ke Museum’