Mereka tidak berpikir bahwa tindakannya apakah akan merugikan dirinya atau orang lain.
BACA JUGA:Akhirnya, Para Pelaku Membuat Remaja Perempuan Meninggal Akibat Asfiksia Tertangkap, Ini Buktinya
Bagaimana cara penanganan remaja-remaja seperti itu, apa yang harus kita antisipasi sejak dini.
Sebetulnya, ada hal yang secara makro dan mikro tidak bisa kita sama ratakan secara spesifik pada personal, karena efeknya pada generasi.
Mengenai permasalahan remaja yang seperti ini, memang harus dibicarakan secara panjang.
Dan harus semua bagian ikut terlibat, baik para orang tua, keluarga, masyarakat, lembaga-lembaga, pemerintah, harus ikut serta mencari solusi terbaik karena ini taruhannya generasi yang akan datang.
BACA JUGA:Bawa Sajam, Pemuda Ini 'Digiring' ke Polres Ogan Ilir
Kita harus tahu bahwa faktor mikro yang paling utama adalah keluarga inti, komunikasi di dalam lingkungan keluarga itu sangat penting sekali.
Karena komunikasi dua arah dalam keluarga bisa menahan gejolak yang sedang terjadi di diri seorang individu usia remaja.
Jika dari keluarga sendiri tidak ada benteng tentunya akan sulit mereka untuk melawan arus dari luar (lingkungan) yang banyak tidak ada filternya.
Benteng itu selain keluarga, juga pendidikan, budi pekerti dan agama.
BACA JUGA:Oknum Siswi Pelaku Perundungan Dituntut Ringan, Orang Tua Korban: Mana Keadilan untuk Putri Saya?
Mengetahui para pelaku rudapaksa dan pembunuhan pada AA (13 tahun), mereka berusia remaja (masih masuk pada usia anak-anak berdasarkan pada ketentuan hukum perlindungan anak) sesuai dengan UU nomor 35 tahun 2014.