Tari Penguton diiringi dengan berbagai macam aksesoris seperti cempako, topi forcingngkok, kurung beludru longgar, bahan songket, selendang songket, hiasan kepala beringin, dan alat peraga tepak (sirih sekapur). Selain itu, tombak, pridon, dan payung besar digunakan dalam pertunjukan tersebut.
Perjalanan tari Penguton mengalami pasang surut dan perubahan seiring berjalannya waktu.
Tari Penguton merupakan tari tertua di Sumatera Selatan, konon sebelum terciptanya tari Gending Sriwijaya. Hal ini perlu dibuktikan, penelitian ini mengarah pada keberadaan tari tersebut.
BACA JUGA:Masukkan Kode Refferal Bisa Dapat DANA Gratis, Buruan Coba dan Tarik Saldonya Sekarang Juga!
BACA JUGA:Tarif Termurah! Begini Cara Aktivasi iMessage dan FaceTime di XL Axiata
Menyambut Presiden Soekarno
Pada tahun 1950-an, Presiden Soekarno, presiden pertama negara itu, diberi penghargaan dengan pertunjukan tari.
Tarian ini ditemukan pada tahun 1959 dan dibawa ke Istana Negara sebagai pertunjukan budaya.
Selanjutnya tarian ini diakui oleh Pemerintah Provinsi pada tahun 1950 sebagai cikal bakal sirih sekapur Provinsi yaitu Tari Gending Sriwijaya.
BACA JUGA:5 Jurusan Teknik Tersulit dan Susah Lulus di UGM Tapi Janjikan Gaji 2 Digit Bagi Alumni, Tertarik?
BACA JUGA:8 Jurusan Teknik dengan Prospek Kerja Ga Kaleng-Kaleng, Gajinya Tembus Rp59 Juta Perbulan, Tertarik?
Tari Penguton juga dilakukan pada saat acara adat yang disebut perayaan Penguton.
Upacara ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan yang diberikan kepada tamu-tamu yang dihormati oleh masyarakat Kayuagung seperti raja, kepala suku atau marga, pangeran, presiden, menteri, gubernur, bupati, dan lain sebagainya.
Selain itu, Tari Penguton hanya dipentaskan pada acara-acara tertentu dan tidak boleh disaksikan umum kapan pun dan di mana pun.
Dalam tarian ini, sembilan delegasi perempuan yang masih perawan atau perwakilan dari sembilan desa atau marga berbeda tampil.
BACA JUGA:Tarif Termurah! Begini Cara Aktivasi iMessage dan FaceTime di XL Axiata