Dia membenarkan bahwa gejala awal penyakit gugur daun ini ditemukan di daun karet.
Misalnya ditemukan bintik coklat pada daun muda.
Selanjutnya berkembang menjadi bercak coklat tua kemerahan.
BACA JUGA:Cerita Petani Karet Di Muratara 10 Tahun Bertahan Dengan Harga Murah
BACA JUGA:Setali Tiga Uang dengan Merapi Selatan, Masyarakat Merapi Barat Lahat Dominan Berkebun Karet
Lalu, sebagian ranting karet mengering mati dan tajuk tanaman meranggas berkurang 50 persen.
Selebihnya, produksi getah karet perlahan menurun sampai 45 persen lebih.
Lama kelamaan daun akan terus memerah dan pohon karet akan kering dan mati.
“Saya dan bapak menemukan bahwa daun karet gugur tersebut hanya dampak dari sakit karet yang sesungguhnya bermula di akar lalu menjalar ke bagian lain,” timpal Azka yang mendalami karet di skripsi dan tesisnya.
BACA JUGA:50 Persen Warga Merapi Selatan Lahat Berkebun Karet, Selebihnya Berbagi Rata Kopi dan Sawit
BACA JUGA:Mirip 3 Tetangganya, Mayoritas Pekebun Kikim Barat Pilih Kelapa Sawit dan Karet
Muslim yang sangat paham dengan rekayasa genetik tumbuhan secara otodidak, dibantu sang putri yang menggunakan pendekatan ilmiah.
Mulai mengadakan percobaan produk yang dibuatnya berkali-kali pada karet yang kena sakit daun gugur.
Produk yang Muslim buat bersama putrinya merupakan produk multifungsi.
Pada intinya kata Muslim, produk ini untuk pembenahan tanah cair di sekitar akar karet.
BACA JUGA:Walau Harganya Fluktuatif, Pekebun Kikim Tengah Lahat Setia Tanam Kelapa Sawit dan Karet