BACA JUGA:Mayoritas Pekebun di Kikim Selatan Lahat Pilih Karet dan Kelapa Sawit, Ini Saran Vivi Anggraeni
Akar karet sangat rentan dengan serangan berbagai jamur seperti colletotrichum, corynespora, oidium, fusicoccum, pestalotiopsis, atau pun phytophthora yang dibawa oleh angin di sekitar akar karet.
“Saya dan putri saya berkesimpulan serangan jamur tersebut harus dilawan dengan jamur patogen dalam membunuh jamur-jamur di atas yang merugikan karet,” ulas Muslim yang sangat fasih dalam nama dan rumus eksakta secara ilhami.
Memang sambung Muslim pada pupuk biasa sudah ada tichoderma.
Hanya saja kata dia, kadarnya masih kecil.
BACA JUGA:Mayoritas Warga Gumay Talang Lahat Pilih Budidaya Karet, Tapi 2 Tanaman Ini Tetap Ada
Jika pemupukan tanpa mikoriza cendawan yang bersimbiosis dengan tumbuhan karet pada akar.
Maka tidak bisa menyerap sekaligus mengatasi berbagai jamur merugikan di karet dengan baik.
Jadi produk dalam mengatasi gugur daun ini, Muslim dan putrinya melakukan untuk membenahi tanah di sekitar akar karet.
Azka kembali menimpali, bahwa produk karet yang dia ciptakan bersama bapaknya seperti vaksin pada manusia.
BACA JUGA:Ternyata Ini Sebabnya, Masyarakat Kecamatan Kota Lahat Lebih Memilih Menanam Karet dan Kelapa Sawit
BACA JUGA:Kecamatan Penghasil Beras Terbesar, Warga Kota Agung Juga Geluti Budidaya Kopi dan Karet
Artinya penyakit gugur daun karet yang diserang pada bagian akar disediakan biologis lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan kekebalan adaftif pada karet terhadap infeksi jamur merugikan.
Bagi Muslim, produknya merupakan jaminan dalam mengatasi penyakit gugur daun yang dikeluhkan petani melalui Doktor Mirza Antoni.
Dia mengklaim, produk ini aman bagi manusia menyusul telah dilakukan pembenahan tanah di sekitar akar karet.