Yang mana, pada tahun 2009 menempatkan Indonesia pada posisi pertama produsen sawit dunia.
Pembibitan benih kelapa sawit di bagi menjadi dua tahap, awal atau pre Nursery dan utama atau Main Nursery.
Selain itu, memelihara leguminosa (kacang-kacangan) sebagai bahan tanaman penutup berguna sebagai sumber nutrisi untuk tanah, melindungi dari erosi, memperbaiki kondisi fisik tanah dan membantu mengontrol gulma.
Kemudian untuk pemupukannya sendiri, sambung Vivi, yang dipakai pupuk anorganik terdaftar pada departemen pertanian (Depan) serta organik.
BACA JUGA:Sudah Ada Kopi dan Karet, Perkebunan Sawit di Kecamatan Tanjung Tebat Lahat Baru Bergerak
"Untuk penggunaannya sendiri harus tepat waktu, mutu, waktu, dosis, aplikasi, sesuai keperluan lahan dan tidak menyebabkan pencemaran air baku," ulasnya.
Musim panen, jelas Vivi, biasanya muncul saat usia perkebunan 30 bulan.
Suatu area dianggap siap panen apabila 60 persen dari rata-rata tandan buah segar (TBS) memiliki 3 kilogram (Kg) untuk pohon kelapa sawit.
Untuk tanaman dewasa dengan usia di bawah atau berada di usia 8 tahun, maka petani dapat menggunakan dodos untuk memanen buah.
BACA JUGA:Petani Lahat Masih Bergantung Dengan Pupuk Kimia Diminta Untuk Ganti Gunakan Pupuk Ini
“Jika umur lebih dari 8 tahun petani bisa menggunakan egrek," paparnya.
Ia menerangkan, ketika memotong TBS, petani harus mencari dan menentukan TBS matang.
Potong pelepah yang menganggu TBS yang berada di dasar.
"Setelah itu, potong TBS dengan menggunakan dodos (Blade 8 dan 14 cm), untuk perkebunan berada di atas 8 tahun, dapat memotong pelepah dengan egrek dan menaruhnya di gawangan," cetus Vivi.
BACA JUGA:Kecamatan Gumay Ulu Lahat Bergantung pada Kopi dan Karet, Ini Saran Kadisbun Vivi Anggraeni
Ia menyampaikan, untuk melakukan replanting memproses lahan menggunakan mesin ripper, luku 1, luku 2 dan TBS Hauling Road, topping Staples dan chipping.