Seperti yang kita ketahui bahwasanya sistem demokrasi kita berlandaskan atas asas kejujuran dan keadilan yang di mana hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi.
BACA JUGA:Jaga Integritas Jurnalisme, Mahasiswi Universitas Andalas Sebut Pentingnya Hak Tolak Wartawan
Bahkan selama pemilu legislatif kemarin saja setidaknya ada sekitar 262 kasus money politic dari total 197 laporan dari masyarakat.
Hal ini menunjukan bahwasanya tingkat kesadaran masyarakat terhadap money politic.
Banyak pemilih telah mengembangkan sikap permisif terhadap politik uang, melihatnya sebagai bagian normal dari proses pemilihan.
Penerimaan budaya ini merusak upaya untuk memerangi praktik tersebut, seperti yang terlihat dalam studi di mana masyarakat menganggap hadiah uang sebagai bentuk kewajiban sosial.
BACA JUGA:Hak Tolak Wartawan! Mahasiswa Universitas Andalas: Kuasa Absolut Sembunyikan Identitas Narasumber
Normalisasi politik uang menimbulkan ancaman signifikan terhadap integritas proses demokrasi.
Ini menciptakan lapangan bermain yang tidak merata di mana kandidat dengan sumber daya keuangan yang besar memiliki keuntungan yang tidak adil, yang menyebabkan kurangnya persaingan dan representasi yang tulus.
Politik uang juga merusak prinsip-prinsip inti demokrasi, yang dimaksudkan untuk melayani kepentingan publik daripada beberapa orang terpilih.
Ketika sumber daya keuangan mendikte hasil pemilihan, esensi demokrasi yang mengarah pada pemerintahan yang memprioritaskan kepentingan masyarakat kaya daripada kebutuhan pemilih.
BACA JUGA:PENTING! Mahasiswa Universitas Andalas Bagi 4 Tips Dasar Kesiapsiagaan Sebelum Terjadi Bencana Alam
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Kaji Peran Penting Pendidikan dalam Membentuk Identitas Sosial
Masalah politik uang secara signifikan mengancam integritas suatu bangsa dengan mengikis nilai-nilai demokrasi, mendorong korupsi, menormalkan praktik yang tidak etis, dan merusak pemerintahan yang efektif.