Padahal, di usia sekolah dasar, anak-anak mulai mengenal lingkungan sosial yang lebih luas dan mulai menghadapi tantangan emosional, seperti tekanan dari teman sebaya atau tuntutan akademik.
Edukasi kesehatan mental di sekolah dasar bisa dimulai dengan pengenalan emosi, mengajarkan anak-anak untuk mengenali dan memahami perasaan mereka.
Guru bisa melakukan aktivitas seperti cerita kelompok, diskusi ringan tentang perasaan, atau bahkan latihan pernapasan sederhana untuk membantu anak-anak mengelola stres.
BACA JUGA:Cagub Sumsel Eddy Santana Putra Naik LRT: Integrasikan Multimoda Hingga ke Kampus Unsri
BACA JUGA:Bukan di Palembang! Tim Pengabdian Unsri Menggali Potensi Songket Marga Danau Pedamaran OKI
Aktivitas fisik juga menjadi komponen penting dalam menjaga kesehatan anak-anak.
Di era digital seperti sekarang, di mana teknologi semakin mendominasi kehidupan anak-anak, banyak di antara mereka yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar gadget, baik untuk bermain game, menonton video, atau berselancar di internet.
Hal ini menyebabkan anak-anak menjadi kurang bergerak, yang pada akhirnya berdampak buruk pada kesehatan fisik mereka.
Untuk mengatasi hal ini, sekolah dasar harus memasukkan lebih banyak aktivitas fisik dalam rutinitas harian anak-anak.
BACA JUGA:1.000 Mahasiswa FISIP Unsri Latihan Penguasaan Platform Digital, Bekal Masuk Dunia Kerja
Tidak hanya melalui pelajaran olahraga, tetapi juga melalui permainan interaktif yang melibatkan gerakan tubuh, seperti permainan tradisional yang kini mulai dilupakan.
Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan manfaat fisik, tetapi juga belajar bekerja sama dan bersosialisasi dengan teman-teman mereka.
Edukasi kesehatan di sekolah dasar tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari berbagai pihak, terutama keluarga.
Orang tua memiliki peran penting dalam memperkuat pendidikan kesehatan yang diberikan di sekolah.