Batu megalith yang ditemukan di tengah sawah dahulu digunakan sebagai tempat upacara adat pemakaman tokoh sepuh masyarakat yang meninggal dunia.
Ketika ada sesepuh yang meninggal, masyarakat meletakkan sesaji di depan arca, dolmen, dan menhir.
Bagi masyarakat purbakala, kematian seseorang merupakan suatu hal yang dianggap sakral.
Karenanya, tidak mengherankan jika pada upacara kematian, masyarakat dihiasi dengan pakaian dan perhiasan.
Hal tersebut dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan kepada jenazah yang akan dimasukkan ke dalam kubur batu.
Peti kubur batu adalah kubur berupa sebuah peti yang dibentuk dari enam keping papan batu; terdiri dari dua sisi panjang, dua sisi lebar, sebuah lantai dan sebuah penutup peti.
Papan-papan batu tersebut disusun secara langsung dalam lubang yang telah disiapkan terlebih dahulu. Peti kubur batu sebagian besar membujur dengan arah timur-barat.
Temuan peti kubur batu yang paling penting terdapat di dusun Tegurwangi, sebuah daerah yang memang kaya dengan situs megalit seperti dolmen, menhir dan patung-patung.
2. Kompleks Megalitik Tanjung Aro
BACA JUGA:Kaya Situs Megalitik! Begini Kata 4 Pakar di Seminar Kajian Koleksi Museum Negeri Sumsel
Kompleks Megalitik Tanjung Aro Situs Megalitik ini terletak di Desa Tanjung Aro Kecamatan Pagaralam Utara. Jarak tempuh hanya 10-15 menit dari pusat Kota Pagaralam.
Di Situs yang berada di areal persawahan ini, ada arca dua manusia yang dililit ular besar. Bagian kepala ular tengah memakan kepala seorang manusia, sementara bagian tubuh ular membelit tubuh seorang lainnya.
Arca manusia dililit ular ini dahulu sangat menarik perhatian para penjajah terutama Jepang. Puluhan tentara jepang ditugaskan untuk mengambil arca ini.
Mereka bukan hanya menggunakan tenaga manusia namun juga alat berat namun upaya itu sama sekali tak membuahkan hasil, arca ini tak bergeser.