Siapa yang Layak Memimpin Saat Popularitas Menutupi Kompetensi, Mahasiswa Universitas Andalas Punya Jawabannya

Selasa 08 Oct 2024 - 14:17 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

Di mana popularitas nama keluarga itu seringkali menjadi faktor penentu kemenangannya dibandingkan dengan calon pemimpin yang merintis sendiri.

Di mana semua kasus ini menunjukkan bahwa kepopularitasan calon memimpin menutupi kompetensi calon lain dalam bersaing untuk menang.

Pertanyannya, mengapa popularitas itu seringkali menjadi faktor penentu kemenangan dalam pemilihan?

BACA JUGA:Hak Tolak Wartawan! Mahasiswa Universitas Andalas: Kuasa Absolut Sembunyikan Identitas Narasumber

BACA JUGA:PENTING! Mahasiswa Universitas Andalas Bagi 4 Tips Dasar Kesiapsiagaan Sebelum Terjadi Bencana Alam

Kenapa masyarakat masih tetap memilih pemimpin yang populer tapi tidak berkualitas.

Tidak bisakah membuka mata dan melihat pemimpin mana yang lebih pantas untuk di jadikan pedoman dalam menentukan arah, kebijakan, dan pembangunan negara menuju yang lebih baik.

Memang masyarakat seringkali dilema pada pilihan yang sulit untuk menentukan antara pemimpin yang populer atau pemimpin yang kompeten.

Karena keduanya memiliki daya tarik masing-masing yang membuat masyarakat sulit unutk memilih, namun keduanya juga memiliki kekurangannya.

BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Kaji Peran Penting Pendidikan dalam Membentuk Identitas Sosial

BACA JUGA:Penting Dibaca! 8 Mahasiswi Universitas Andalas Ungkap Arti Penting Kesantunan Berbahasa di Media Sosial

Bisa jadi jawabannya, karena banyak pemilih yang lebih memilih pemimpin yang mereka kenal dan sukai, daripada memilih calon pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik dalam bidang pemerintahan.

Serta peran media massa, terutama media sosial, sangat berpengaruh dalam membentuk opini publik.

Di mana calon pemimpin pandai memanfaatkan media sosial untuk lebih mudah meraih popularitas. 

Karena di tengah zaman yang serba canggih ini memudahkan siapapun untuk meyebarluaskan sesuatu infotainment atau hiburan yang membuat pemilih terbawa pendekatan psikologis.

BACA JUGA:Semakin Marak di Tengah Masyarakat! 3 Mahasiswa Universitas Andalas Beber Dampak Psikologis Ujaran Kebencian

Kategori :