Siapa yang Layak Memimpin Saat Popularitas Menutupi Kompetensi, Mahasiswa Universitas Andalas Punya Jawabannya

Selasa 08 Oct 2024 - 14:17 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

BACA JUGA:Kian Marak! Mahasiswa Universitas Andalas Beri Solusi Jitu Atasi Perilaku Seksual Menyimpang

Di mana seringkali mengorbankan akurasi demi menarik perhatian pemilih termasuk melalui manipulasi media sosial, kampanye hitam terhadap lawan, atau bahkan hanya karena penampilan fisik yang menarik agar menjadi daya tarik.

Oleh karena itu, peran partai politik sangat krusial dalam proses rekrutmen calon pemimpin. 

Di mana partai politik bertindak sebagai jembatan antara masyarakat dan lembaga-lembaga pemerintahan serta menyediakan wadah dan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam politik. 

Nah, fungsi dari partai politik itu sendiri dalam rekrutmen calon pemimpin ialah berperan aktif dalam mencari dan mengidentifikasi individu yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin.

BACA JUGA:Benarkah Intelijen Bisnis Nyawa Sebuah Perusahaan? ini Hasil Penelitian Mahasiswa Universitas Andalas

BACA JUGA:Upacara Ziarah Nasional di TMP Ksatria Ksetra Siguntang, Sosok Jenderal Ini Memimpinya

Di mana nantinya akan melakukan penjaringan melalui berbagai cara, seperti pendaftaran terbuka, rekomendasi dari anggota partai, ikatan promodial atau melalui program kaderisasi yang dilaksanakan oleh partai politik itu sendiri.

Pola rekrutmen politik juga menjadi indikator penting untuk melihat pembangunan dan perubahan dalam masyarakat politik. 

Seperti kriteria dari calon pemimpin yang nantinya akan dilihat oleh partai politik, mulai dari setia pada ideologi partai, loyalitas, kemampuan berkomunikasi pada masyarakat, integritas moralitas, kesehatan serta pengalaman dan keahlihan yang nantinya bisa ditentukan potensi untuk menang. 

Tidak hanya itu partai politik melihat kriteria calon pemimpin juga dari daya tarik elektoral calon, koneksi dengan para elite partai yang menjadi peluang bagi calon pemimpin untuk lolos kriteria, serta keputusan dari internal partai yang nantinya akan dilakukan survei atau voting untuk melihat calon yang memenuhi kriteria.

BACA JUGA:Media Korsel Ratapi Shin Tae-yong Lebih Pilih Timnas Indonesia Ketimbang Korea Selatan, Singgung Popularitas

BACA JUGA:UU Nomor 31 Tahun 1999: Munculnya Tindak Korupsi Oleh Kader Partai Politik

Namun, seringkali partai politik juga menghadapi tantangan dalam menemukan calon pemimpin yang kompeten dan populer.

Dikarenakan kurangnya kaderisasi yang berkualitas, mulai dari pengalaman, cara berkomunikasi, adanya ambisi pribadi untuk bisa menang yang seringkali memicu persaingan yang tidak sehat.

Kemudian, keterbatasan sumber daya baik itu finansial dan manusia, efek media sosial, serta adanya isu-isu KKN yang menjadikan partai politik harus lebih melek lagi dalam mencari calon pemimpin yang menjunjung tinggi integritas.

Kategori :