Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam penggunaan media sosial sejalan dengan isu yang muncul di negara lain.
Di AS, penyebaran informasi yang salah selama pemilu menimbulkan kekhawatiran mengenai keandalan informasi yang diterima oleh pemilih, mirip dengan fenomena hoaks yang berkembang pesat di Indonesia.
BACA JUGA:Kian Marak! Mahasiswa Universitas Andalas Beri Solusi Jitu Atasi Perilaku Seksual Menyimpang
Di sisi lain, di India, pemanfaatan media sosial dalam kampanye politik telah memicu perdebatan mengenai perlunya regulasi dan pengawasan informasi, yang juga menjadi perhatian di Indonesia.
Perbandingan ini menunjukkan bahwa dampak media sosial merupakan isu global, di mana banyak negara menghadapi tantangan serupa dalam mengelola informasi politik yang beredar di platform digital.
Hal ini menekankan pentingnya kerjasama internasional untuk mengatasi masalah informasi yang menyesatkan dan mendorong partisipasi politik yang lebih baik.
Dengan mempelajari pengalaman dan pendekatan negara lain dalam menangani dampak media sosial, Indonesia dapat memperoleh wawasan berharga untuk meningkatkan integritas pemilu di masa mendatang.
Kandidat dan tim kampanye seharusnya memanfaatkan media sosial secara bijaksana untuk menyampaikan informasi yang akurat dan relevan kepada pemilih.
Mereka perlu memastikan bahwa konten yang disebarkan tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga benar, sehingga pemilih dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang tepat.
Selain itu, peningkatan literasi media di kalangan masyarakat sangat penting.
Dengan pendidikan yang memadai, masyarakat akan lebih mampu membedakan antara informasi yang sah dan berita palsu, sehingga terhindar dari misinformasi yang dapat mempengaruhi pemilu.
BACA JUGA:Exsaid dan Bokem Kata yang Lagi Ramai di Media Sosial, Apa Sih Artinya?
BACA JUGA:Presiden Sebut Media Arus Utama Semakin Terdesak oleh Media Sosial