Herman Deru lahir dari keluarga yang memiliki sejarah kepemimpinan.
Ayahnya, H Hamzah, adalah pasirah (kepala desa) di Gumawang, Belitang, OKU.
Sejak kecil, Herman Deru telah menunjukkan minatnya pada dunia kepemimpinan.
Dia sering mengamati para pemimpin yang bertamu ke rumahnya.
BACA JUGA:Siap Menangkan HDCU, Ini Alasan Paslon Al-Shinta Pasang Badan untuk Pilkada 2024
BACA JUGA:Kumandangkan Kemenangan HDCU-Berlian, Cawagub Sumsel H Cik Ujang Lantik IKD Lahat, Ini Tugasnya
Bahkan tanpa sungkan dia minum dari gelas yang mereka gunakan, karena terinspirasi oleh mereka.
Obsesi menjadi bupati sudah tertanam sejak SMP, dan ia menuliskan obsesi itu di meja belajarnya sebagai cita-cita.
Melalui perjalanan hidup yang panjang, dari menjadi PNS hingga pengusaha, Herman Deru akhirnya mewujudkan mimpinya menjadi Bupati OKU Timur pada usia 37 tahun.
Kisah hidup Herman Deru adalah contoh nyata bagaimana tekad dan dedikasi kepada masyarakat dapat membawa seseorang meraih sukses dalam dunia politik.
BACA JUGA:HDCU Minta Masyarakat Muara Enim Menangkan Al-Shinta, Ini Kelebihan Dua Figur Sebagai Paslon
Hingga kini, dia tetap menjadi salah satu tokoh penting dalam kancah perpolitikan Sumatera Selatan.
Saat menjabat pun boleh dibilang Herman Deru dikenal sebagai kepala daerah yang sangat dekat dengan rakyat.
Saat menjabat Gubernur Sumsel periode 2018-2023, Herman Deru kerap menerima tamu di kediaman Griya Agung hingga larut malam.
Bahkan saat ini kebiasaan menerima rakyat itu tetap dilanjutkan di kediaman pribadinya di Taman Kenten, yang terkadang hingga pukul 02.00 dini hari.