OKI, KORANPALPRES.COM- Luar biasa sambutan masyarakat Dusun Patin Mulyo, Desa Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terhadap pasalon Gubernur Ir H Mawardi Yahya dan RA Anita Noengrihati atau MATAHATI.
Betapa tidak, Desa yang sudah berumur lebih dari 35 tahun ini tak pernah dimasuki atau dikunjungi pasangan calon atau Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan.
Jalan menuju Desa yang terletak di pelosok Kabupaten OKI ini seperti tak pernah tersentuh perbaikan, berlobang, masih dalam keadaan tanah. Jika hujan seperti kubangan, dan jika panas debu beterbangan.
Hal ini disampaikan langsung Tokoh Masyarakat Desa setempat, Maryanto menurutnya, pihaknya sangat berharap dan yakin, untuk infrastruktur jalan menuju Desanya akan diperhatikan oleh Ir H Mawardi Yahya, jika terpilih menjadi Gubernur nanti.
BACA JUGA:Dalam Satu Hari, Kampanye di 2 Kabupaten, MATAHATI Sampaikan Ini
BACA JUGA:Disambut Sholawatan, MATAHATI di Doakan Warga OKU Jadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel
"Seluruh warga Desa ini, khusunya Dusun Patin Mulyo berharap bapak Mawardi Yahya jadi Gubernur. Insyaallah, kami satu suara untuk memilih pak Mawardi Yahya," ungkapnya.
Menurut dia, Desa Pulau Geronggang adalah Desa tertua di Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
"Selama 35 tahun lebih berdiri, baru kali ini Desa kami didatangi Calon Gubernur Sumsel. Inilah yang membuat kami memantapkan hati untuk memilih pak Mawardi pada 27 November 2024 nanti," imbuhnya.
Dengan keadaan jalan yang rusak parah ini katanya, membuat hasil buminya sulit untuk dibawa keluar dan harganyapun terbilang sangat murah.
BACA JUGA:Malamnya Debat, Siangnya MATAHATI Tancap Gas Menyapa Masyarakat OKU
"Warga disini mayoritas petani karet dan sawit pak, karet dan kelapa sawit ini milik pribadi, buka plasma. Nah, jalan rusak ini mempengaruhi harga karet kami pak, tolong di perbaiki ya pak," pintanya.
Selain permintaan jalan ditingkatkan, jika Paslon MATAHATI jadi, warga Dusun Patin Mulyo berharap agar Dusunnya bisa menjadi Desa.
"Karena kenapa pak, kami kalau mau menuju Desa induk, itu membutuhkan waktu lebih dari satu jam, sangat sulit untuk berurusan kekantor Desa. Jadi kami minta agar ada pemekaran Desa kami," tukasnya.