Mengentaskan berbagai isu skrusial yang akan berdampak pada kemajuan Indonesia.
Menjadikan Indonesia emas pada tahun 2045.
Namun, di balik penerapan hadirnya media sosial sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam kontestasi demokrasi ada akibat yang harus ditanggung.
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Ulas ESG dalam Konteks Global dan Relevansinya dengan Industri 5.0
Yaitu munculnya hoax atau informasi palsu yang justru ikut memporak-porandakan demokrasi Indonesia.
Tidak hanya itu, media sosial juga memberikan efek perpecahan yang diakibatkan oleh isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan).
Ketika kemudian pastisipasi yang seharusnya memberikan dampak masif pada pergerakan partisipasi politik di Indonesia justru menunjukkan adanya indikasi perpecahan.
Adanya buzzer-buzzer politik yang memanasi masa kontestasi demokrasi.
Membawa masalah baru yang justru tidak kunjung terselesaikan.
Sehingga, meskipun partisipasi politik di Indonesia mulai membaik, perlu diperhatikan point mengenai dampak apa saja yang bisa timbul kemudian.
Diharapkan sejak saat sekarang, institusi maupun lembaga terkait harus lebih masif dalam pencegahannya.
Sehingga kemudian tidak ada insiden besar akan terjadi yang berindikasi pada terancamnya kesatuan masyarakat Indonesia menjelang kontestasi demokrasi, terutama Pilkada yang akan terlaksana dalam waktu dekat.