Mahasiswa Universitas Andalas ini Sindir Habis-Habisan Realita Rekrutmen Partai Politik di Indonesia

Senin 11 Nov 2024 - 21:11 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

Hal ini menciptakan tantangan besar bagi demokrasi Indonesia, karena rekrutmen yang didominasi oleh kepentingan segelintir elit seringkali mengabaikan meritokrasi dan kurang memperhatikan kualitas kepemimpinan yang diinginkan oleh masyarakat.

BACA JUGA:Media Massa Punya Peran Aktif Luar Biasa dalam Pilkada 2024, ini Kata Mahasiswa Universitas Andalas

BACA JUGA:Apa itu Persepsi Kriminalisasi Seks dalam Tayangan Hukum Media? Ini Pendapat Mahasiswa Universitas Andalas

Politik transaksional juga masih sering terjadi, di mana kandidat-kandidat dengan akses finansial dan jaringan politik yang kuat memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan dukungan partai dibandingkan mereka yang mungkin lebih kompeten, tetapi kurang memiliki modal ekonomi. 

Namun, pada pemilu tahun 2024 kita dapat melihat bahwa masyarakat Indonesia semakin kritis terhadap dinamika rekrutmen politik yang terjadi. 

Dengan meningkatnya sosialisasi dan pendidikan politik, serta akses informasi yang lebih luas melalui media sosial, partai politik di Indonesia menghadapi tekanan untuk mengubah pola rekrutmennya. 

Generasi muda yang paham akan teknologi, terutama generasi milenial dan Gen Z, memiliki preferensi politik yang berbeda dengan generasi sebelumnya. 

BACA JUGA:Meningkatkan Daya Saing Merek Lokal, Universitas Andalas Datangkan Entrepreneur Sukses Roby Rimeldo

BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Beber Fakta Mengejutkan Media Sosial Pengaruhi Persepsi Publik di Pilkada 2024

Mereka cenderung mengedepankan isu-isu yang lebih substantif, seperti keadilan sosial, lingkungan, transparansi, dan kebijakan publik yang inklusif. 

Ini mendorong partai-partai untuk mulai mengadopsi strategi baru dalam menjaring kandidat.

Pada pemilu 2024, terjadi fenomena meningkatnya rekrutmen kandidat dari kalangan non-politik, seperti profesional, akademisi, aktivis, serta tokoh masyarakat. 

Partai-partai mulai menyadari bahwa kepercayaan masyarakat terhadap politisi tradisional cenderung menurun, terutama jika tidak diimbangi dengan kinerja yang memadai. 

BACA JUGA:Wajib Simak! Mahasiswa Universitas Andalas Temukan Relevansi ESG dengan Industri 5.0

BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Ulas ESG dalam Konteks Global dan Relevansinya dengan Industri 5.0

Dengan merekrut tokoh-tokoh dari luar partai, terutama yang memiliki rekam jejak di bidang keahlian tertentu, partai politik berharap dapat memperbaiki citra mereka dan menarik pemilih yang menginginkan perubahan. 

Kategori :