“Mohon dibahas secara akurat seluruh aspek program literasi tuntas buta aksara Alquran ni termasuk di dalamnya agar gerakan ini masuk ke dalam intrakurikuler dengan pelaksanaan belajar di jam NOL, di luar jam pelajaran formal PAI di kelas," bebernya.
Munir juga menyoroti pentingnya pelatihan Guru PAI agar benar-benar mampu mengajarkan Alquran.
Menurut dia, harus ada standar kompetensi guru PAI layak mengajarkan baca Alquran.
Direktorat PAI pernah menyusun program serupa beberapa tahun lalu dan lebih lanjut konsep ini akan disempurnakan.
Masih kata Munir, standar kemampuan literasinya harus jelas, jika memungkinkan menggunakan teknologi.
Maka proses pembelajaran baca Alquran dan penilaiannya dapat menggunakan artificial intelligence atau teknologi pembelajaran lainnya.
"Semoga program ini mendapat dukungan bapak ibu guru sekalian dalam menuntaskan buta aksara Alquran. Insya Allah menjadi amal jariyah bapak ibu dalam mencetak sejarah masa depan anak-anak Indonesia,” pungkasnya.