Salah satu alasan mengapa partai Golkar menjadi pengendali konflik juga karena ada tokoh dari Satuan Karya Ulama Indonesia yang menjadi tokoh perhatian masyarakat untuk memberikan dakwah maupun peredam bagi konflik yang terjadi.
BACA JUGA:Media Massa Punya Peran Aktif Luar Biasa dalam Pilkada 2024, ini Kata Mahasiswa Universitas Andalas
Jadi ini sebabnya yang membedakan partai Golkar dengan partai lainnya karena partai ini mampu menjadi peredam konflik dikarenakan ideologi yang kuat dan jelas bahwa adanya istilah “karya”, yaitu golongan-golongan pekerja untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan untuk kemajuan bangsa dan negara.
Partai Golkar mempunyai mekanisme, yang pertama adalah kita melihat siapa pun tokoh yang ditokohkan oleh masyarakat yang dianggap orang itu popular itu akan kita rekrut, baik dalam internal partai itu sendiri ataupun eksternal.
Kemudian akan diajukan ke pusat, lalu akan diajukan ke DPP oleh pimpinan pusat partai Golkar dan akan mengadakan suatu survey untuk melihat elektabilitasnya.
Jadi, itu sebenarnya dirahasiakan juga, jadi dia turun dan datang berlima sebagai calon lalu kami ajukan, jadi setelah itu diteliti dan salah satu calon mendapat polling tertinggi walaupun bukan kader, jadi dapat kami usung tetapi harus menjadi kader Golkar terlebih dahulu.
Jadi mekanisme ini tidak berpengaruh kepada konflik, jadi partai Golkar mengusung calon berdasarkan polling yang tertinggi yang artinya dia disukai oleh orang-orang.
Walaupun nanti ada kader yang kalah dalam polling, partai Golkar akan tetap mengusung calon berdasarkan polling tertinggi, partai Golkar juga tidak ada mengeluarkan uang kecuali yang namanya cost politic, jadi tidak ada konflik internal yang terjadi.
Partai Golkar ada kelompok koalisi Indonesia maju, pada konteks pemilihan gubernur di Sumbar, Golkar membentuk tim kemenangan Pilgub yang tergabung dengan semua partai.
Ketua dari tim kemenangan yaitu dari PAN, dan sekretaris dari partai Golkar.
BACA JUGA:Wajib Simak! Mahasiswa Universitas Andalas Temukan Relevansi ESG dengan Industri 5.0
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Ulas ESG dalam Konteks Global dan Relevansinya dengan Industri 5.0
Jadi tugas Golkar secara internal menyampaikan bahwa Golkar memiliki pilihan dan tidak lagi membantah strukturnya untuk memenangkan pasangan.