Lebih lanjut, Kepala Negara menuturkan bahwa pembangunan Bendungan Mbay telah dimulai sejak akhir tahun 2021 dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2024.
Presiden menyebut, bendungan tersebut ditargetkan dapat menampung hingga 51 juta meter kubik air.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Tegaskan Komitmen Indonesia Bangun Negara Makmur dengan Perekonomian Inklusif
BACA JUGA:Bertemu PM Norwegia, Presiden Jokowi Bahas Kerja Sama Lingkungan Hidup hingga Situasi di Gaza
“Bendungan bisa menampung 51 juta meter kubik air, dan nantinya akan mengairi kira-kira 4.200 hektare, plus pengembangannya 1.900 hektare,” sambungnya.
Oleh karenanya, Presiden Jokowi berharap setelah rampung dibangun, bendungan tersebut dapat mendorong produksi beras di Kabupaten Nagekeo.
Presiden menilai produksi beras di Kabupaten Nagekeo nantinya akan meningkat hingga 2,5 kali lipat.
“Yang kita harapkan nanti dengan selesainya Bendungan Mbay ini, produksi beras di Kabupaten Nagekeo bisa meningkat sampai 250 persen hingga peningkatannya bisa 2,5 kali lipat,” tuturnya.
BACA JUGA:Tiba di Expo City Dubai, Presiden Jokowi Hadiri Pembukaan WCAS COP28
BACA JUGA:Presiden Jokowi Bertolak Menuju Persatuan Emirat Arab untuk Hadiri KTT COP28
Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Pj. Gubernur NTT Ayodhia Kalake, dan Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do.
Pada siang hari, Presiden Jokowi diagendakan bertolak kembali ke Kabupaten Manggarai Barat untuk mengunjungi Embung Anak Munting dan melakukan penanaman pohon bersama.
Pada sore harinya, Kepala Negara akan melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya dengan bertolak menuju Kota Kupang.*