Dari sisi pendapatan negara, penerimaan pajak sampai Agustus 2024 mencapai 51,9% dari target APBN, dengan pertumbuhan netto sebesar 6,0%.
Pertumbuhan ini didorong oleh pembayaran PPN DN dan PPh Final atas kegiatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) serta pembayaran PPh 21 di seluruh sektor yang menunjukkan baiknya level penghasilan karyawan.
Di sisi lain, penerimaan PPh Non Migas tumbuh positif sebesar 6,4% yang menunjukkan baiknya aktivitas ekonomi di Sumsel.
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai Rp181,49 miliar dengan realisasi bea masuk mengalami peningkatan 21,68% (yoy) yang disebabkan adanya peningkatan importasi beras, bahan baku karet, dan mesin.
Lebih lanjut dikatakan Rahmadi, PNBP juga menunjukkan kinerja positif.
Beberapa endapatan PNBP antara lain bersumber dari Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp1,44 triliun, PNBP Lainnya Rp644,42 miliar yang termasuk PNBP aset, piutang, dan lelang sebesar Rp58,58 miliar.
“Kondisi ini menunjukkan resiliensi yang baik pada aktivitas ekonomi di wilayah Sumsel,” cetus Rahmadi.
BACA JUGA:Tren Positif Hingga 31 Oktober 2024, Kinerja APBN di Sumsel Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Belanja negara di wilayah Sumsel sampai dengan 31 Agustus 2024 terealisasi sebesar Rp31,85 triliun.
Kinerja belanja negara tersebut tumbuh positif sebesar 23,24% (yoy).
Hal itu karena didorong dari sisi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dan penyaluran TKD yang mengalami peningkatan dan mencatatkan tren positif pada hampir semua jenis TKD.
Kinerja Belanja K/L tumbuh positif positif 26,66% (yoy), belanja ini dipergunakan untuk mendukung peningkatan produktivitas Aparatur Sipil Negara (ASN).
BACA JUGA:Kemenkeu Mengajar 9 Libatkan 138 Relawan Datangi 6 Sekolah di Palembang, Cek Keseruannya di Sini!