BACA JUGA:Fenomena Korupsi dan Gratifikasi Masih Melekat di Pemerintahan, Ini Kata Wabup OKU Timur
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus menjadi ruang yang mendukung praktik kejujuran dan transparansi.
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dan simulasi kasus dapat membantu siswa merasakan pentingnya integritas dalam pengambilan keputusan.
Keluarga juga memiliki peran tak tergantikan dalam membentuk karakter anak.
Nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab harus diajarkan melalui teladan yang baik dari orang tua.
BACA JUGA:Pencegahan Korupsi, Ini Dilakukan Satgassus Polri di Pengadilan Agama Kudus
BACA JUGA:Wah! Ada Penitipan Pengelolaan Barang Bukti Korupsi Penjualan Aset Yayasan Batang Hari Sembilan
Ketika anak tumbuh dalam lingkungan yang menghargai integritas, mereka akan lebih mudah menolak perilaku korupsi di kemudian hari.
Keluarga menjadi tempat pertama dan utama bagi anak untuk belajar bahwa kejujuran adalah prinsip yang harus dipegang teguh, tidak hanya saat diawasi tetapi juga ketika sendirian.
Teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendukung budaya integritas di kalangan generasi muda.
Media sosial, aplikasi edukasi, dan platform pelaporan korupsi memberikan ruang yang lebih transparan dan akuntabel.
BACA JUGA:Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti Dugaan Korupsi di Inspektorat Lahat
BACA JUGA:Wah! Ada Sosialisasi Pemaparan Materi Ini Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Dengan teknologi, akses informasi mengenai bahaya korupsi dan pentingnya integritas menjadi lebih mudah dijangkau.
Hal ini dapat memperkuat pemahaman generasi muda tentang pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai moral di tengah perkembangan zaman.
Dengan membangun generasi berintegritas, kita berharap dapat menciptakan masyarakat yang bersih dari korupsi di masa depan.