Pertumbuhan pada penerimaan pajak didorong oleh peningkatan setoran pemungut PPN instansi pemerintah dan BUMN atas aktivitas konstruksi dan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Sumsel.
BACA JUGA:Kuatkan Perekonomian Islam, 50 Bazar Nonkuliner dan 26 Kuliner Meriahkan Pasar Muslim Festival 2024
Selain itu, faktor pendorong lainnya adalah pembayaran PBB tahun 2024 yang sudah memasuki jatuh tempo pelunasan, dengan kontribusi terbesar dari sektor pertambangan migas, penerimaan PBB tumbuh sebesar 13,1% dengan capaian sebesar 109,7%.
“Ini dikarenakan pembayaran PBB yang sudah memasuki jatuh tempo dan pembayaran ketetapan PBB,” cetus Rahmadi Nurwanto.
Di sisi lain imbuhnya, penerimaan PPh Non Migas tumbuh positif sebesar 5,8% serta PPN & PPnBM tumbuh sebesar 3,5% yang menunjukkan baiknya aktivitas ekonomi di Provinsi Sumsel.
Pada penerimaan Kepabeanan dan Cukai, tercatat penerimaan bea masuk mencapai Rp162,07 miliar.
BACA JUGA:Judi Online Rusak Sendi-sendi Perekonomian, Heru Winardi: Hubungan Keluarga Jadi Tak Harmonis
Komoditi impor yang dikenakan bea masuk didominasi oleh serealia (beras).
Komoditi ekspor yang dikenakan bea keluar di Sumsel utamanya berasal dari CPO dan turunannya yang menyumbangkan bea keluar sebesar Rp78,37 miliar.
Dari cukai tercatat penerimaan sebesar Rp313,82 juta yang berasal dari denda administrasi cukai.
Lebih lanjut Rahmadi menyebut, PNBP juga menunjukkan kinerja positif, terdiri dari pendapatan PNBP Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp1,93 triliun atau 103,52% dari target pendapatan PNBP Lainnya sebesar Rp879,98 miliar yang termasuk PNBP aset, piutang, dan lelang sebesar Rp73,94 miliar.
Pendapatan PNBP Lainnya saat ini telah mencapai 173,69% dari target.