Bahan dasar kue rangin adalah tapioka atau tepung kanji, kelapa tua, sedikit garam, dan air.
Gunakan adonan dalam sehari karena adonan cepat rusak dan tidak tahan lama.
Secara tradisional, gerobak digunakan untuk menjual makanan penutup khas Betawi ini.
Pedagang berpindah antar desa dan sering terlihat di depan sekolah dasar.
BACA JUGA:Cara Mudah Membuat Batagor, Makanan Legendaris Khas Bandung yang Populer!
Penjual kue Rangin semakin sulit ditemukan dan semakin diabaikan seiring berjalannya waktu.
Masakan tradisional Betawi yang satu ini memang menjadi salah satu makanan tradisional yang patut dilestarikan.
Ada juga peningkatan perpindahan kue ini karena perubahan selera masyarakat.
Ini tidak sebagus kudapan atau kue-kue kontemporer lainnya.
BACA JUGA:5 Makanan Legendaris Khas Betawi, Para Wisatawan Wajib Coba Sih!
Sejarah Kue Rangin
Asal muasal kue rangin dapat ditelusuri kembali ke istilah rangin. Jajanan yang umum ditemukan di pulau Jawa bernama Rangin.
Rangin yang terbuat dari campuran tepung beras, santan, dan garam ini dipanggang dalam wajan di atas api.
Rasa gurih jajanan klasik ini didominasi oleh pengaruh garam. Biasanya yang minta hanya sedikit gula tebu yang ditaburkan di atasnya bagi yang ingin rasa manis.
Hidangan klasik yang sudah ada sebelum tahun 1950-an dan mendapatkan popularitas disebut Rangin.
BACA JUGA:5 Tempat Makan Enak di Lubuk Linggau, Makanan Legendaris Resep dari Nenek Moyang