Akan tetapi seiring berkembangnya zaman jenis dari daun tersebut ada beberapa yang telah langka pada saat ini untuk didapatkan, maka tidak jadi masalah apabila jenis daun tersebut ada yang kurang.
Cara mengolah sambai oen peugaga ini bisa dikatakan cukup mudah, dan hal utama yang harus dilakukan yaitu mengiris halus-halus daun yang telah dikumpulkan untuk diolah.
Lalu daun-daun tersebut diuapkan sekitar waktu 5 menit, selanjutnya daun-daun tersebut diremas sampai dengan mengeluarkan air atau cairan lalu ditiriskan.
BACA JUGA:Cara Mudah Membuat Batagor, Makanan Legendaris Khas Bandung yang Populer!
BACA JUGA:Cegah Hoaks Pemilu 2024, Menkominfo Ajak Tanamkan Nilai Luhur Bangsa
Ketika daun tersebut agak kering, selanjutnya irisan daun tersebut diaduk dengan bumbu yang telah disiapkan seperti cabe rawit, bumbu rempah yang telah ditentukan dan kelapa parut yang telah dioseng.
Rasa gurih yang terdapat pada makanan ini yaitu berasal dari beberapa rempah yang tercampur di dalamnya.
Jika masakan tersebut tercampur secara merata, maka sambai oen peugaga ini pun siap untuk disajikan dan disantap bersama keluarga tercinta.
Agar dapat memperindah serta menambah selera makan sajikan makanan legendaris ini bersama dengan taburan jeruk nipis, serai, bunga daun pepaya serta potongan cabe merah.
Makanan ini biasanya disantap oleh Aceh bersamaan dengan nasi agar dapat memperkaya rasa yang gurih serta dapat mengenyangkan.
BACA JUGA:5 Makanan Legendaris Khas Betawi, Para Wisatawan Wajib Coba Sih!
BACA JUGA:Wow! Demi Selamatkan Ribuan Anak Bangsa, Ditresnarkoba Polda Sumsel Lakukan Giat Ini
Sensasi rasanya yang gurih serta pedas, mengingatkan dengan rasa yang terdapat pada urap seperti biasanya.
Apabila makanan ini telah dikonsumsi dan masuk ke dalam mulut maka akan menimbulkan reaksi rasa sedikit syarat dan resep karena memiliki serat yang banyak.
Nah, bagi kamu yang ingin mencoba kuliner unik makanan legendaris Aceh, sambai oen peugaga dengan sensasi rasa yang gurih dan pedas.
Makanan ini bisa kamu dapatkan ketika tepat pada momen memasuki bulan Ramadan, karena masyarakat Aceh banyak berburu makanan ini untuk dijadikan menu berbuka puasa.