BACA JUGA:Angkutan Batu Bara Bakal Beroperasi Penuh, Ini Yang Dilakukan Dishub PALI
Langkah ini tentunya memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk memiliki saham dalam pertumbuhan Titan Infra Energy Group.
Menyinggung kenaikan harga batu bara berpotensi memberikan dampak signifikan pada konsumen dan berbagai sektor industri.
Handoko menuturkan, konsumen mungkin saja menghadapi kenaikan biaya energi, sementara industri yang bergantung pada batu bara sebagai bahan baku perlu menyesuaikan biaya produksi mereka.
“Sinergi antara pemerintah dan pelaku industri diperlukan untuk mengatasi dampak ekonomi dari kenaikan harga ini,” cetus Handoko.
BACA JUGA:Jalan Tol Khusus Batu Bara 113 Km Menjadi Pusat Transportasi Tambang Batu Bara di Sumsel
BACA JUGA:Berkat Laporan Masyarakat, Polisi Amankan Sopir dan Truk Pengangkut Batu Bara Ilegal di Muara Enim
Selain itu timpal Handoko, investor di sektor energi dan pertambangan harus memantau tren harga batu bara dengan cermat.
Kenaikan atau penurunan harga dapat mempengaruhi keputusan investasi mereka.
“Analisis mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi harga batu bara, termasuk kebijakan energi global dan produksi domestik, dapat membantu investor membuat keputusan yang lebih cerdas,” singgung Handoko.
Alih-alih Handoko mengemukakkan, pihaknya tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas produksi batu bara saja, melainkan pula bergerak menuju diversifikasi bisnis.
BACA JUGA:Blusukan Tinjau Jalan Angkut Batu Bara, Pemkab - DPRD Muba Beri Rekomendasi Ini
BACA JUGA:Cari HP Android 500 Ribuan? Ini 8 HP Murah Tapi Fiturnya Lumayan Lho
Langkah ini kata dia, mencakup ekspansi ke sumber energi terbarukan, pengembangan teknologi tambang yang ramah lingkungan, dan investasi dalam sektor infrastruktur terkait.
Nah, dalam menghadapi dinamika pasar yang kompleks, Titan Infra Energy aktif menjalin kolaborasi dan kemitraan strategis dengan perusahaan lain.
Kerjasama ini urai Handoko, mencakup pertukaran teknologi, akses ke sumber daya baru, atau pengembangan proyek bersama.