Diriwayatkan pada malam kakinya dipotong itu, salah seorang anak kesayangannya bernama Muhammad, jatuh terpeleset dari atap rumah dan wafat.
Hamba Allah yang mulia ini justru memanjatkan pujian kepada Allah.
BACA JUGA:Pangdam II Sriwijaya Pimpin Apel Pasukan PAM VVI Kujungan Presiden Jokowi di Sumsel
“Alhamdulillah ya Allah, mereka 7 bersaudara, 1 telah Engkau ambil, namun Engkau masih menyisakan 6 bagiku,” ucap Urwah.
“Sebelumnya aku juga memiliki 4 anggota badan, lalu Engkau ambil 1 dan sisakan yang tiga bagiku,” timpal Urwah lagi.
Dalam doanya yang mencerminkan kebesaran hatinya ia menyakini Allah telah mengambilnya, namun Allah jualah pemberinya.
“Meski Kau telah mengujiku, namun Kau jualah yang telah memberiku sehat,” demikian doanya.
BACA JUGA:Akhir Masa Jabatan Bupati Lahat Persembahkan Kado Istimewa Ini Untuk Masyarakat
Urwah meninggal dunia pada tahun 93 Hijriyah dalam usia70 tahun.
Beliau wafat dalam keadaan sedang shaum atau puasa.
Salah seorang anaknya, Hisyam bin Urwah berkata: “Ayahku berpuasa terus-menerus (banyak berpuasa) sejak dahulu sampai meninggal pun dalam keadaan berpuasa. Ketika ajal menjelang, dia sedang berpuasa, lalu keluarganya memintanya agar berbuka saja namun dia menolak.”
Beliau menolak berbuka di dunia, karena berharap kelak dia bisa berbuka di akhirat.
BACA JUGA:Usai Jalani Hukuman, Polda Sumsel Berikan Motivasi Ke Personel
Beliau ingin berbuka dengan seteguk air dari sungai Kautsar di dalam bejana emas dan di tangan bidadari.
Urwah bin Zubair benar-benar manusia yang tabah. *