Apalagi saat musim panen ikan,ada kelebihan persediaan yang mubazir kalau dibuang begitu saja.
Karena itu bila tidak segera diolah persediaan ikan yang banyak itu akan busuk sehingga akhirnya terbuang percuma.
Berbagai cara pun masyarakat cari dan upayakan agar ikan ini bisa awet dalam waktu yang lama.
Setelah mencoba beberapa upaya nenek moyang dahulu akhirnya menemukan metode pengawetan makanan dengan menggunakan bekasam ini
BACA JUGA:Tinjau Stand Muba Expo 2023, Ini Kata Pj Ketua TP PKK Muba
Pembuatan bekasam diawali dengan memilih ikan air tawar yang segar dan dibersihkan sisik hingga kotoran lainnya.
Setelah ikan bersih, dicampurkan dengan garam dan nasi lalu ditempatkan didalam toples kedap udara dan didiamkan selama kurang lebih seminggu baru bisa dimasak.
"Biasanya, bekasam dimasak menjadi sambal dan dimakan sebagai pelengkap nasi dan sayuran," katanya.
Bekasam ini lebih banyak ditemukan tidak hanya di Pagaralam. Nyaris di seluruh wilayah Sumsel bahkan sampai ke Bengkulu dan Lampung masakan ini dikenal.
BACA JUGA:Peranan Generasi “Y” (Milenial) Dalam Pembangunan Bangsa
Bahkan di beberapa rumah makan selera dusun di daerah Lembak, antara Muara Enim dan Prabumulih makanan bekasam ini dihidangkan berbarengan dengan beberapa menu lain seperti pindang, sambal mangga atau sambal nanas.
Seperti kembuhung, bekasam juga merupakan makanan khas yang sangat diminati oleh masyarakat Kota Pagaralam karena memiliki rasa dan aroma yang enak dan khas.
Rasa bekasam agak mirip dengan kembuhung, tetapi ada juga yang bilang kembuhung lebih asam karena nasi fermentasinya lebih banyak.
Penambahan nasi akan menaikkan nilai keasaman produk dengan waktu tertentu sesuai dengan perlakuan.
BACA JUGA:Harga Selangit Batu Akik Blue Sky Kian Merajai Pasar Asia, Cek Faktanya di Sini
Pengolahan ikan secara fermentasi bertujuan untuk menghasilkan produk yang mempunyai cita rasa berbeda dengan bahan bakunya, yaitu cita rasa yang lebih asam serta aroma yang menyengat.