Pagi harinya aku pergi menemui Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam dan menceritakan kepadanya perbuatanku ini.
Kemudian Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam menjelaskan:
إنما ذلك سواد الليل و بياض النهار
BACA JUGA:5 Tips Menghadapi Tantangan dalam Mengganti Utang Puasa Ramadan, Nomor 3 Butuh Niat Kuat
BACA JUGA:Ini Mitos Seputar Puasa Ramadan yang Sering Dipertanyakan Umat Islam
“Sesungguhnya maksud ayat tersebut adalah hitamnya malam dan putihnya siang.”
Sehingga di sini jelas bahwa batasan waktunya adalah dari maghrib sampai shubuh atau fajar shadiq.
Dalam hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim, dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Ketika turun ayat,
وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلۡخَيۡطُ ٱلۡأَبۡيَضُ مِنَ ٱلۡخَيۡطِ ٱلۡأَسۡوَدِ مِنَ ٱلۡفَجۡرِۖ
BACA JUGA:Kapan Puasa Ramadan Pertama Kali Dikerjakan? Nabi Allah Ini yang Pertama Melakukannya
BACA JUGA:Siapkan Dirimu Menyambut Ramadan 1445 H, Sudahkah Kamu Bayar Hutang Puasa?
“Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.”
Ada seorang pria jika ingin puasa, ia mengikatkan benang hitam dan putih di kakinya.
Kemudian dia terus makan dan minum hingga jelas dalam melihat kedua benang tersebut.
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat:
BACA JUGA:Bentuk Karakter Siswa SMPN 7 Lubuklinggau Rutin Laksanakan Sholat Dhuha Berjamaah, Ini Kata Kepsek