Tradisi Hajatan di Masyarakat Besemah, Datang Bawa Ayam Pramuka Pulang Bawa Ibatan
Pada masa sekarang ibatan tidak lagi berupa kue-kue tradisional seperti dodol, bolu atau lemang tetapi sudah berubah ke biskuit atau mi instan dan gandum.-eko palpres-
PAGARALAM, KORANPALPRES.COM – Dalam tradisi persedekahan masyarakat suku Besemah baik di Lahat maupun Kota Pagaralam ada semacam pemberian cindera mata atau alu-aluan (oleh-oleh) dari pemilik hajat kepada tamunya.
Cindera mata tersebut dalam masyarakat Besemah disebut ibatan.
Ibatan ini nantinya diberikan kepada setiap tamu yang datang dan diterima dari pihak yang menyelengarakan hajatan biasanya hajatan pernikahan. Bisa juga hajatan lain seperti akikahan atau khitanan.
Pemberian ibatan ini sebagai bentuk penghormatan karena undangan bisa hadir ke kediaman si empunya hajat.
BACA JUGA:Kembali Bersafari Ramadan Pj Wako Pagaralam Kenalkan Program Besemah
Isi ibatan ini biasanya berupa bungkusan yang berisi kue tradisional kedaerahan dan lauk pauk.
Ibatan ini biasanya akan diberikan pada saat tamu mau pamit pulang.
Belakangan di lingkungan pusat kota dan sekitarnya ibatan ini tidak lagi berupa kue tadisional, lauk-pauk atau makanan khas lainnya.
Kue-kue khas tradisional Besemah yang sering dijadikan ibatan itu antara lain, seperti kue bolu, dodol, bipang, kembang goyang dan lauk pauk seperti ikan dan ayam goreng.
BACA JUGA:Bahasa Sunda Punya Ngabuburit, Bahasa Besemah Punya Metangkaghi
Ada perubahan menjadi bungkusan mie instant, satu kemasan gelas minyak goreng, dan biskuit kemasan sepeti tango dan sebagainya.
Ini sepertinya menandakan kepraktisan. Karena di masyarakat perkotaan sudah sulit menemukan orang memasak dodol atau lemang yang memang proses membuatnya sangat lama itu.
Sementara, banyaknya jenis isi ibatan tersebut tergantung dengan jamuan yang telah dihidangkan pada saat resepsi.
Biasanya, ibatan yang diterima tersebut berisikan berbagai macam kue khas tradisionil, seperti kue bolu, dodol, bipang, kembang goyang dan lauk pauk seperti ikan dan ayam goreng.