Peneliti PUSKASS Sebut Palembang ‘Bukan Lagi’ Venesia dari Timur, Ini Sebabnya!
Peneliti PUSKASS Sebut Palembang ‘Bukan Lagi’ Venesia dari Timur, Ini Sebabnya!--kolase koranpalpres.com
BACA JUGA:Sungai Musi Pasang! 30 Kelurahan di Palembang Terendam Banjir, Ratu Dewa Gercep Lakukan Ini
Cuacanya sangat ekstrem dan musim-musim kurang teratur dibandingkan dengan Pulau Jawa.
Hujan lebat disertai angin kencang, datang secara tiba-tiba, dan kerapkali disertai halilintar, dan guntur yang keras.
Dari Agustus sampai April biasanya angin bertiup dari barat daya, barat laut; menyebabkan datangnya air bah yang mengalir dari daerah pedalaman;
demikian juga sungai selama sembilan bulan dalam setahunnya mulai dari hulu sampai hilir cukup baik untuk dilayari.
BACA JUGA:Aksi Heroik Pegawai PUPR Selamatkan 2 Bocah Tenggelam di Sungai Musi, Ini Kondisi Korban!
Bulan Mei, Juni, dan Juli, angin datang dari tenggara dan timur; dan dalam hal itu biasanya cuaca cerah dan bersahabat. (Sevenhoven, 2015: Halm.1)
Air pasang mulai datang pada pertengahan Mei dan berlangsung terus sampai pertengahan November.
Air pasang ini masih dapat dilihat pada jarak satu hari perjalanan dari Palembang.
Selain bulan-bulan tersebut, pada setiap tahun tidak ada air pasang tapi menyurut, karena pada waktu itu air dari daerah-daerah pedalaman mengalir sangat deras.
BACA JUGA:Sudah 2 Minggu Warga Desa Petaling Musi Banyuasin Banjir, Air Sungai Musi Tak Kunjung Surut
Karena adanya pasang-surut ini, maka di pesisir ibu kota terjadi pasang-surut air dari 10 sampai 16 kaki.
Baik perubahan-perubahan cuaca, yang kerapkali tiba-tiba berubah dari cuaca yang cerah menjadi cuaca yang ekstrem,
maupun rawa-rawa dan anak-anak sungai selama air surut dalam beberapa jam menjadi kering tetapi tidaklah menimbulkan keadaan yang kurang sehat.
Oleh karena itu, Palembang dapat dianggap sehat.