Kaji Relief Candi Bumiayu Koleksi Museum Sriwijaya, 5 Pakar Kemukakan Pendapat Fenomenal
Kepala UPTD TWKS Nuryasin dan jajaran berfoto bersama 5 narasumber Kajian Relief Candi Bumiayu Koleksi Museum Sriwijaya.--museum sriwijaya
Nilai tantrismenya meliputi keseimbangan energi spiritual, aliran prana melalui cakra, perlindungan spiritual, dan praktik esoteris untuk mencapai pembebasan.
Kemudian menara hias yang ditempatkan pada sekeliling atau sudut-sudut atap candi.
Dengan ukuran lebih kecil dan kurang megah dibandingkan dengan kemuncak.
Bentuknya sendiri bervariasi tergantung kepada gaya arsitektur regional, tetapi sering kali berbentuk lonjong, kerucut, piramida, atau menyerupai kuncup teratai, dan bertingkat.
Selanjutnya, menara hias dengan keragaman berupa sekuntum teratai (tangkai, bunga, dan kuncup).
Simbolisme berupa asimetris, ratna (batu mulia; intan; permata), dan buah keben
Pengaruh Hindu menunjukan keragaman kosmis, kekayaan spiritual, dan hasil dari perbuatan baik.
Tantrisme : dinamika aliran energi, kekuatan spiritual, dan hasil dari praktik ritual yang mengarah kepada pencerahan.
Untuk Kemuncak yang merupakan bagian tertinggi dari sebuah candi berbentuk lingga semu, ratna, kalamakara, gajah mina, keben, mustaka, mahkota lapis, menara, antefik.
Kemuncak ini melambangkan puncak Gunung Meru.
Fragmen kemuncak merupakan fragmen bagian atas dari struktur kemuncak salah satu candi utama di Kawasan Percandian Bumiayu.
Fragmen berbentuk balok yang memanjang ke atas dengan puncak piramida yang runcing, tetapi tidak tajam.
Ini melambangkan simbolisme lingga dan ratna.
Di agama Hindu, lingga melambangkan kekuatan Dewa Siwa dalam penciptaan dan keharmonisan, sementara ratna melambangkan kemuliaan dan kekayaan spiritual.
Tantrisme berupa lingga mewakili energi maskulin dan pencapaian spiritual, sedangkan ratna simbol kekuatan spiritual dan pencerahan tertinggi.