Mahasiswa Universitas Andalas Beber Fakta Mengejutkan Media Sosial Pengaruhi Persepsi Publik di Pilkada 2024
Mahasiswa Universitas Andalas Beber Fakta Mengejutkan Media Sosial Pengaruhi Persepsi Publik di Pilkada 2024-Kolase-
Namun di sisi lain, penyebaran hoaks pada saat pemilu juga dapat menimbulkan dampak serius bagi pemilih dan proses pemilu.
BACA JUGA:Ancam Integritas Bangsa, Mahasiswa Universitas Andalas Kecam Politik Uang di Kontestasi Pilkada 2024
Informasi yang salah dapat menimbulkan kebingungan, terutama mengenai fakta-fakta penting seperti lokasi pemungutan suara, prosedur, dan identitas calon.
Hal ini dapat menyulitkan pemilih untuk mengambil keputusan yang tepat.
Hoaks dapat merusak citra lembaga penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu, menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap integritas lembaga tersebut, dan menyebabkan rendahnya partisipasi pemilih jika informasi yang diterima tidak akurat.
Selain itu, hoaks memperburuk polarisasi sosial, memecah belah pemilih berdasarkan informasi yang menyesatkan, dan menciptakan ketegangan sosial.
BACA JUGA:JASMERAH! Mahasiswa Universitas Andalas Beber Motif Inggris Dirikan Benteng Marlborough di Bengkulu
Isu sensitif yang diangkat dalam prank dapat memicu konflik antar kelompok, memperburuk hubungan sosial, dan meningkatkan potensi kekerasan.
Keputusan pemilih yang dipengaruhi oleh hoaks mungkin tidak didasarkan pada informasi yang akurat, sehingga dapat mempengaruhi hasil pemilu dan legitimasi pemerintahan terpilih.
Sekitar 501 pertanyaan hoaks ditemukan selama pemilu 2019, dengan puncaknya mendekati pemilu bulan April, menurut Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Tren ini menunjukkan bahwa pemilu tahun 2024 diperkirakan akan mengalami lonjakan serupa, dengan hoaks diperkirakan mencapai puncaknya antara akhir November 2023 dan Februari 2024.