Mahasiswa Universitas Andalas Beber Fakta Mengejutkan Media Sosial Pengaruhi Persepsi Publik di Pilkada 2024
Mahasiswa Universitas Andalas Beber Fakta Mengejutkan Media Sosial Pengaruhi Persepsi Publik di Pilkada 2024-Kolase-
Oleh karena itu, kolaborasi antara Bawaslu, Kementerian Komunikasi dan Informatika, platform media sosial, dan masyarakat menjadi penting untuk mengatasi penyebaran hoaks.
Melaporkan misinformasi melalui aplikasi Sigap Lapor merupakan langkah penting dalam mempertahankan pemilu yang demokratis dan memerlukan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat untuk memeriksa fakta dan menyaring informasi sebelum menyebarkannya.
Media sosial terbukti memberikan dampak positif yang signifikan terhadap tingkat pemilih, khususnya di kalangan pemilih muda dan pemilih pemula.
Sebuah penelitian di Tanjung Jabang Timur, Indonesia, menemukan bahwa partisipasi politik di kalangan pemilih muda meningkat sebesar 31% karena penggunaan media sosial.
BACA JUGA:Jaga Integritas Jurnalisme, Mahasiswi Universitas Andalas Sebut Pentingnya Hak Tolak Wartawan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga menggunakan platform seperti Instagram untuk menyebarkan informasi tentang kandidat, proses pemilu, dan pentingnya hak pilih, sehingga membantu meningkatkan kesadaran dan partisipasi di kalangan pemilih muda.
Karena melihat teman berdiskusi tentang politik atau berbagi informasi pemilu dapat menginspirasi orang lain untuk ikut terlibat.
Selain itu, kampanye iklan bertarget di media sosial digunakan untuk menarik pemilih yang belum menentukan pilihan.
Hal ini terjadi meskipun ada kekhawatiran mengenai keadilan proses demokrasi.
BACA JUGA:Hak Tolak Wartawan! Mahasiswa Universitas Andalas: Kuasa Absolut Sembunyikan Identitas Narasumber
BACA JUGA:PENTING! Mahasiswa Universitas Andalas Bagi 4 Tips Dasar Kesiapsiagaan Sebelum Terjadi Bencana Alam
Secara keseluruhan, data menunjukkan media sosial berperan penting dalam meningkatkan jumlah pemilih, khususnya generasi muda yang sebelumnya merasa terputus dari proses politik.
Dengan menjangkau pemilih di mana pun melalui media sosial, kampanye dapat memobilisasi kelompok pemilih ini secara lebih efektif.
Dalam menghadapi tantangan penggunaan media sosial selama pemilihan umum, Indonesia tidak sendirian.