Warga Korea Selatan Banyak Meninggal dalam Keadaan Sendirian dan Kesepian
Meninggal dalam kesepian banyak menimpa orang Korea belakangan ini.-korean time-
Juga ada sebuah studi pada Juni yang menemukan bahwa "epidemi" kesepian mencerminkan nuansa dalam budaya Korea, yaitu orang-orang mendefinisikan diri mereka berdasarkan nilai mereka dalam hubungannya dengan orang lain.
Mereka menganggap diri mereka merasakan kesepian yang mendalam atau rasa gagal jika mereka merasa tidak membuat dampak yang signifikan pada orang lain atau masyarakat.
"Kesepian, ketika mereka membandingkan diri mereka dengan orang lain dan mempertanyakan apakah mereka berguna, cukup berkontribusi pada masyarakat, atau justru tertinggal jauh di belakang," kata An, seperti dilansir CNN.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Sunscreen Physical untuk Kulit Berjerawat dari Brand Lokal hingga Korea!
Faktor-faktor lain yang juga dominan yakni meningkatnya jumlah jomlo, penurunan interaksi sosial di luar pekerjaan dan keluarga, dominasi media sosial, dan budaya kompetitif Korsel yang berorientasi pada prestasi.
"Ketika mereka semua mengejar nilai-nilai yang sama secara berlebihan, kita akhirnya kehilangan jati diri kita sendiri," tutur An.
Sedangkan Direktur Utama organisasi sipil Seed:s, Lee Eunae, mengatakan penyebab warga Korsel merasa kesepian di antaranya juga karena beban ekspektasi orang tua yang ingin anak-anak mereka kaya raya dan mendapat status sosial.
"Orang tua menyerahkan segalanya kepada anak-anak mereka untuk memastikan mereka mendapat kesempatan, dan mereka juga berharap banyak dari anak-anak mereka," kata Lee kepada NPR.
BACA JUGA:Mudah dan Menyenangkan, 8 Aplikasi Belajar Bahasa Korea Terbaik, KPopers Wajib Download!
Dari laporan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel, jumlah kematian dalam keadaan kesepian di negara itu meningkat hingga mencapai 3.661 pada tahun lalu.
Ini mengalami kenaikan dari 3.559 pada 2022 dan dari 3.378 pada 2021.
Pemerintah Kota Seoul juga sudah berupaya membuat program konseling gratis untuk warganya.
Ini agar mereka tidak merasa kesepian dan layanan konseling tersebut terbuka bagi warga Seoul selama 7 kali 24 jam.