https://palpres.bacakoran.co/

Tolak Praktik Politik Uang di Pilkada Serentak 2024! Ini Penjelasan Kapolda Sumsel dan Sejumlah Tokoh

Polda Sumsel bersama forkopimda lainnya dan penyelenggara pemilu untuk aktif menyerukan penolakan praktik politik uang (money politics) dalam proses Pilkada Serentak 2024.--humas polda sumsel for koranpalpres.com

Dia kembali mengimbau masyarakat untuk menolak adanya praktik politik uang, lantaran sangat merugikan karena tidak memilih berdasarkan hati nurani dan penilaian objektif.

"Hal inilah yang harus dihindari masyarakat, agar tidak salah memilih pemimpin yang akan menjadi kepala daerah," bebernya.

Lebih lanjut dia meminta untuk masyarakat agar memilih berdasarkan keputusan sendiri yang berasal dari hati, hingga beberapa program para calon di Pilkada 2024.

"Pastikan pemimpin yang dipilih masyarakat merupakan pemimpin yang pro rakyat," tandasnya.

BACA JUGA:Dukungan Nyata untuk Ketahanan Pangan Nasional, Begini Langkah Polda Sumsel Ternyata

BACA JUGA:Polda Sumsel Glorifikasikan Pilkada Damai, Ramai Terkendali! Ini Kata Forkopimda dan Penyelenggara Pemilu

Pengamat Politik

Terpisah, akademisi ilmu sosial dan politik sekaligus pengamat politik, Muhammad Husni Thamrin menerangkan, secara umum ajakan memilih pemimpin yang pro rakyat dan tolak praktik politik uang memang sudah sepatutnya didukung dan disuarakan terus. 

"Hal ini perlu kita suarakan, karena pemimpin pro rakyat bisa mengerti apa yang dirasakan rakyatnya dan lebih mementingkan rakyatnya hingga kebijakan yang dibuat akan berpihak ke rakyat," bebernya.

Sebab dalam memilih pemimpin sudah selayaknya menempatkan kepentingan publik dalam prioritas kebijakannya. 

BACA JUGA:Diwakili Orang Nomor 2 Ini, Polda Sumsel Gelar Taklimat Awal Audit Kinerja Itwasda

BACA JUGA:Polda Sumsel Aktif Monitor Kampanye Hitam dan Negatif Jelang Pilkada Serentak 2024, ini Kata Pakar Hukum

"Namun saya percaya bahwa semua kandidat pasti menempatkan kepentingan publik di atas semua kepentingan pribadi dan golongan," urai Husni.

Sehingga tinggal rakyat memilih siapa yang menurut mereka paling pro rakyat, yakni calon pemimpin yang berusaha meraih simpati dengan cara-cara yang jujur dan bermartabat. 

"Jangan pilih calon yang mencoba merayu publik dengan cara-cara yang kotor dan curang," tegasnya. 

Dia juga mengimbau untuk tidak memilih calon yang mencoba "menyuap" dengan politik uang. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan