Penutur 4 Bahasa Ini Punya Wilayah Komunitas Pengguna di Kota Pagaralam Lho
Percakapan dalam berbagai bahasa daerah lazim terjadi di Pagaralam-eko-
BACA JUGA:Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Ke-10 Yang Diakui Sebagai Bahasa Resmi Konferensi Umum UNESCO
Generasi milenial atau generasi Z bahasanya sudah mengalami percampuran bahasa yang parah. Bahasa Besemah mereka aneh, bahasa Palembangnya lucu logatnya, bahasa Indonesia juga tidak fasih-fasih amat. Apalagi bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya sangat jauh panggang dari api.
2. Bahasa Palembang
Bahasa ini sangat di sekitar pusat kota sangat dominan. Tidak sedikit yang menggunakan bahasa Palembang ini dalam kesehariannya.
Para pendatang dari wilayah Sumsel lainnya juga biasanya bercakap dalam bahasa Palembang dengan penduduk lokal.
BACA JUGA:Akibat Anak Muda Kini Mengganti Istilah, Banyak Kosa Kata Bahasa Besemah Hilang
Seperti sering terlihat di Sumsel pada umumnya, dengan pendatang yang berbahasa Indonesia, biasanya juga dijawab dengan bahasa Palembang ini.
Bahkan dalam wawancara di televisi, warga cenderung menggunakan Bahasa Palembang daripada Bahasa Indonesia.
Bagi beberapa penggiat bahasa Besemah, penggunaan Bahasa Palembang ini disarankan untuk tidak dipergunakan. Hal ini akibat penetrasi bahasa ini sangat massif.
Para penggiat bahasa Besemah menyarankan memakai bahasa Besemah saja atau Bahasa Indonesia sekalian saat berkomunikasi dengan para pendatang.
BACA JUGA:Inilah Beberapa Kata Bahasa Besemah yang Sering Dijumpai Sehari-hari
Pengguna bahasa ini tersebar di wilayah perkotaan di Kecamatan Pagaralam Utara dan Pagaralam Selatan seperti kawasan Jalan Gunung, Pasar Pagaralam, dan sekitarnya.
Di lembaga pendidikan di sekitar pusat kota, bahasa komunikasi murid dan guru pun banyak yang memakai bahasa ini.
Beruntungnya di kecamatan-kecamatan Dempo yang di luar daerah perkotaan tidak begitu banyak bahasa ini dipergunakan. Tetapi dengan perkembangan kota dan pertambahan pendatang yang memilih berdomisili di luar wilayah pasar bisa saja ke depan bahasa Melayu Palembang ini menjadi dominan pula.
3. Bahasa Jawa