Penutur 4 Bahasa Ini Punya Wilayah Komunitas Pengguna di Kota Pagaralam Lho

Percakapan dalam berbagai bahasa daerah lazim terjadi di Pagaralam-eko-

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM  - Bahasa yang dipakai sebagai alat komunikasi di kalangan masyarakat Kota Pagaralam cukup beragam.  

Penduduk asli Kota Pagaralam adalah suku Besemah dan merupakan penutur asli bahasa Besemah, namun masyarakat dan bahasa suku lain juga banyakdi sana. 

Bahkan ada komunitas atau kantong wilayah yang cukup membuat mereka dominan di wilayah itu. Dengan demikian bahasa yang mereka pakai juga menjadi bahasa lazim di tempat itu.

Dalam forum resmi seperti di perkantoran atau lembaga pendidikan bahasa Indonesia tentu saja menjadi bahasa yang dipergunakan. Namun, dalam pergaulan sehari-hari kebanyakan menggunakan bahasa daerah asal keturunan mereka. 

BACA JUGA:Bahasa Indonesia Resmi di Unesco Netizen Malyasia Julid, Beberapa Hal Ini Pernah Diklaim Mereka Lho!

Berikut ini bahasa yang sering dipertuturkan dalam masyarakat di Kota Pagaralam. Bahasa berikut ini adalah bahasa yang jumlah penuturnya cukup banyak dan punya kantong komunitas pengguna bahasa tersebut. 

1. Bahasa Besemah 

Bahasa ini tentu saja masih menjadi yang paling banyak dituturkan. Wilayahnya  adalah yang terluas pemakaiannya di Kota Pagaralam. 

Di seluruh kecamatan pengguna bahasa ini masih dominan. Namun di beberapa wilayah pusat kota bahasa ini cukup terdesak oleh pemakai bahasa Palembang atau bahkan bahasa Jawa. Hal ini cukup menimbulkan keprihatinan dari para pemerhati budaya Besemah.

BACA JUGA:Tanda tanda Orang Berbohong Bisa Dilihat Dari Bahasa Tubuhnya, Ingati Cirinya Ya

Namun, di daerah luar perkotaan penggunanya masih sangat dominan bahkan tetap jadi kebanggaan. Warga lokal biasanya tidak mau berbicara dengan bahasa daerah lain.  

Pengguna bahasa ini merata di seluruh 5 kecamatan. Baik penduduk asli maupun pendatang dapat paham bahasa ini. Hanya saja bagi pendatang agak sulit untuk "fasih" sebab kekhasan bahasa ini susah diikuti bukan penutur asli baik itu dari nada, tekanan, atau istilah.

Akhir-akhir ini kesadaran agar orang Besemah bangga berbahasa Besemah mulai digaungkan kembali. Terutama oleh kalangan orang tua yang sering merasa sedih banyak anak muda sekarang tidak paham lagi istilah dalam bahasa Besemah. 

Bahasa mereka tergerus oleh pergaulan sekarang. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan