Ga Nyangka! Narasumber Kajian Sejarah di Unsri Ini Hibahkan 60 Artefak Sriwijaya, Begini Penampakannya
Wakil Dekan II FKIP Unsri, Nyimas Aisyah didampingi Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unsri Hudaidah menyimak penjelasan kolektor artefak Sriwijaya, Ibrahim Saad tentang salah satu artefak yang dihibahkannya ke Labdik Sejarah FKIP Unsri.--FKIP Unsri for koranpalpres.com
Sementara, Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unsri Dr Hudaidah M.Pd selain mengucapkan kembali atas nama pimpinan FKIP Unsri terima kasih mendalam juga mengapresiasi langkah hibah yang dilakukan oleh H Ibrahim Saad.
“Kebetulan kami waktu penyusunan kurikulum Prodi Sejarah sesuai MBKM memasukkan Mata Kuliah Pengolaan Laboratorium yang bertujuan agar berbagai sekolah di Sumatera Selatan, terutama di Kota Palembang dapat membuat laboratorium sejarah di sekolah,” beber Hudaidah.
BACA JUGA:MANTAP! Muba Jadi Pelopor Distribusi Obat Terbaik se-Indonesia, Ini Rahasianya
Terlebih dia menyayangkan dari 22 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) yang ada di Kota Palembang, tidak satupun yang memiliki laboratorium sejarah.
Padahal dia meyakini dana untuk membangun laboratorium sejarah di sekolah pasti ada.
Menurut Hudaidah, artefak untuk pembelajaran sejarah di Sumatera Selatan ini cukup banyak.
Karena sejarah Sumatera Selatan mulai dari masa Sriwijaya, Kerajaan Islam Palembang hingga Kesultanan Palembang Darussalam dan kolonial cukup panjang.
BACA JUGA:Jangan Sampai Salah! Ini Beda Maag dan Asam Lambung Kronis
BACA JUGA:Polda Sumsel Gelar Pengambilan Sumpah Peserta Selesi PKP, Ini Tujuannya
Namun artefak ini membutuhkan ruang penyimpan, semisal laboratorium sejarah di sekolah.
Jika guru sejarah di Sumatera Selatan memiliki inisiatif membuat laboratorium sejarah sekolah, Hudaidah mengaku yakin berbagai temuan artefak di masa panjang sejarah Sumatera Selatan.
“Termasuk hibah para kolektor seperti Pak Ibrahim ini dapat dikoleksi oleh laboratorium sejarah di sekolah-sekolah yang ada di Sumatera Selatan,” cetus Hudaidah.
“Sehingga hal tersebut mampu melestarikan berbagai jejak artefak sejarah, sekaligus menjadikan sumber pembelajaran sejarah lokal bagi siswa,” pungkasnya.
BACA JUGA:TORA Targetkan Pengelolaan 4,1 Juta Hektare (Ha) Lahan oleh Masyarakat