Kemudian ada hadits hasan yang menjelaskan doa ketika berbuka puasa yaitu:
ذَهَبَ الظّـَمَأُ وَابْتَلّـَتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.”
Doa termaktub sebagai hadits hasan riwayat Abu Daud nomor 2357, An-Nassa’i dalam As Sunan Al-Kubra nomor 3315 dan selainnya, atau dapat dilihat Irwaul Ghalil nomor 920.
Hadits ini paling baik derajatnya yaitu hasan, sementara hadits yang masyhur yang beredar di masyarakat,
BACA JUGA:Apa Perbedaan Syafa’at di Dunia dan Akhirat? Temukan Jawabannya dalam Penjelasan Ustaz Abdullah Roy
اللهم لك صمت و بك أمنت و على رزقك أفطرت برحمتك يا ارحم الراحمين
“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Penyayang.”
Hadits ini diriwayatkan dari beberapa sahabat di antaranya dari Mu’adz bin Zuhrah, beliau adalah seorang tabi’in.
Namun derajat hadits ini mursal (dhaif) karena Mu’adz bin Zurhah tidak bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam.
Kemudian riwayat dari Anas bin Malik hadits ini juga dhaif, begitu pula hadits dari Ibnu Abbas hadits ini juga dhaif.
Dijelaskan oleh para ulama bahkan di dalam sanadnya ada perawi yang matruk ditinggalkan haditsnya sehingga derajat haditsnya dhaifun jiddan.
Dan tentunya hadits yang lemah sekali tidak bisa diamalkan.
Lebih lanjut, teladan berbuka puasa ala Rasulullah yakni memberi makan kepada orang-orang yang berpuasa.