PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Carut marut dan centang perenang Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB 2024 ternyata menurut pengamat pendidikan Sumatera Selatan (Sumsel) Dr Suherman SPd MSi bukan hal yang baru.
“Berulang kali saya sampaikan di berbagai kesempatan wawancara ataupun seminar dan pertemuan ilmiah, bahwa carut marut PPDB 2024 itu lagu lama yang selalu diputar,” tutur Suherman kepada Palembang Ekspres.
Menurut dia, kekacauan dan kekusutan dari proses PPDB 2024 baik tingkat SMP ataupun tingkat SMA selalu mencuat di setiap memulai tahun ajaran baru.
Hal tersebut singgung dosen tetap Universitas PGRI Palembang ini akan terus terjadi dan berulang seolah menjadi fenomena musiman yang sulit untuk diubah ke arah lebih baik.
BACA JUGA:Buntut Demo PPDB 2024 Seret Petinggi Disdik Sumsel, Para Guru Dibikin Penasaran, Siapakah Dia?
BACA JUGA:Rentetan Polemik PPDB SMA di Sumsel, Dari Tekanan Hingga Banyak Pengaduan Kecurangan
Bahkan carut marut PPDB 2024 ini bukan hanya terjadi di wilayah Palembang, atau kabupaten/kota di Sumsel, sambung Suherman, melainkan melanda seluruh pelosok tanah air.
“Nggak cuma kita (Palembang) ya, di Jakarta, Pulau Jawa, Sulawesi atau wilayah Sumatera lainnya, juga terjadi hal yang sama,” imbuhnya.
Sehingga hal ini bukan lagi isu lokal melainkan sudah menjadi persoalan nasional atau permasalahan negara.
Carut marut PPDB 2024 terang Suherman, seperti yang ia katakan di awal bahwa telah terjadi di tahun-tahun sebelumnya di semua tahapan dan jalur PPDB yang ada.
BACA JUGA:Hari Ini Pengumuman Hasil SNBT 2024, Kamu Bisa Cek 41 Link Ini
BACA JUGA:Waspada Sulit Diakses! Hari Ini Pengumuman Hasil UTBK SNBT 2024, Cek Jadwal dan Linknya di Sini
Mulai dari jalur zonasi misalnya, Suherman mencontohkan bahwa yang kerap terjadi ada calon peserta didik yang domisilinya kurang 7 kilometer dari sekolah dituju.
Namun saat pengumuman, si calon ini dinyatakan tidak lulus dan ternyata yang diluluskan justru calon peserta didik lain yang domisilinya lebih jauh.
“Yang rumahnya cuma 7 kilo dari sekolah, nggak masuk, namun yang rumahnya 9 kiloan dari sekolah eh diterima, aneh bukan?” singgung Suherman.