Sifat simbolik itu selaras dengan konsep Pemujaan Arwah Leluhur, mengingat semua artefak megalit merupakan media atau sarana ritual pemujaan.
Ragam hias pada tradisi megalitik Pasemah, dapat dijumpai baik pada media 2 dimensi, seperti gambar gores dan lukisan dinding Kubur Batu.
Maupun media 3 dimensi, seperti menhir berelief maupun pada atribut patung megalit.
Konsep tabu yang dipahami dan dijunjung tinggi oleh masyarakat mistis Pasemah kala itu, merupakan faktor pendorong kreasi tampilnya simbol-simbol yang dipahatkan pada patung Pasemah.
Dalam masyarakat mistis sangat menyadari bahwa tidak mungkin mampu berkomunikasi langsung dengan puyang selaras konsep mistis, sehingga tertantang menciptakan simbol.
Sebagaimana metode simbolis bahwa aspek visual diwakili oleh yang tetap dan dibuat berdasarkan yang dilihat pada saat tertentu.
Maka melalui simbol maupun yang simbolik, selaras konsep mistis mereka yakin terhubungkan dengan puyang yang bersemayam di puncak perbukitan, gunung, maupun di sumber air seperti sungai.
Tempat-tempat disebutkan, adalah wilayah “suci” dunia yang asing, menakutkan, menggelisahkan, sekaligus menenteramkan.
Secara umum pada artefak-artefak patung di bumi Pasemah juga dipahatkan atau memuat simbol-simbol tertentu itu.
Baik melalui atribut-atribut yang dikenakan (dipahatkan) bahkan termasuk patung itu sendiri, merupakan simbol (perlambangan) yang memiliki dan mengandung makna tertentu.
“Kemudian di masa berikutnya simbol ini dikreasikan menjadi motif hias,” tandasnya.
Dua narasumber lainnya yakni Maryoto, penggiat budaya dan peneliti situs megalitik di Lahat dan Pagaralam.
Dalam materi berjudul “Situs-Situs Megalitik Sumatera Selatan”, Maryoto menyebutkan Kabupaten Lahat pernah menerima Piagam Penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai “Pemilik Situs Megalitik Terbanyak”.
Piagam Penghargaan MURI juga diterima organisasi yang dibikinnya, yakni Panoramic Of Lahat sebagai “Kolektor Data Situs Megalitik Terbanyak”.
Lebih lanjut dia membagi bentuk rupa ke dalam 15 kategori, antara lain: Arca Megalitik, Arca Menhir, Menhir, Bilik Batu dan Lukisan Bilik Batu.
Lantas ada Lumpang Batu, Lesung Batu, Batu Gelang, Batu Bergores, Batu Datar, Dolmen, Tetralit, Trilit, Monolith dan Tempayan Kubur.