Artikel ini ditulis oleh Faradini Nawal Azizah, Azalia Putri Maharani, dan Refki Sadri (mahasiswa Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat) dengan judul "Dampak Psikologis Ujaran Kebencian Terhadap Korban dan Masyarakat".
Ujaran kebencian merupakan fenomena sosial yang semakin marak terjadi seiring dengan perkembangan teknologi dan media sosial.
Definisi ujaran kebencian bisa bervariasi, namun secara umum, ini merujuk pada segala bentuk komunikasi yang merendahkan, menghina, atau mendiskriminasi seseorang atau kelompok berdasarkan atribut tertentu seperti ras, agama, etnis, gender, atau orientasi seksual.
Dampak dari ujaran kebencian tidak hanya dirasakan oleh korban secara individu, tetapi juga dapat merembet ke masyarakat luas.
BACA JUGA:UIN Raden Fatah Buka Pendaftaran Beasiswa Santri Berprestasi 2024, CEK Jurusan Kuliah Di Sini
Dampak Psikologis Ujaran Kebencian terhadap Korban
Ujaran kebencian dapat memberikan dampak buruk terhadap korban, berikut merupakan beberapa dampak psikologis terhadap korban:
Pertama, Trauma dan Kesehatan Mental
Korban ujaran kebencian sering kali mengalami trauma psikologis yang mendalam.
BACA JUGA:Mapala Alfedya Ekspedisi di Gunung Talamau Pasaman Barat, Ajang Pertukaran Budaya
Trauma ini dapat berwujud dalam berbagai bentuk, termasuk kecemasan, depresi, dan post-traumatic stress disorder (PTSD).
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional (NIH), korban ujaran kebencian memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami gangguan mental dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalami hal serupa.
“Kejadian traumatis seperti ujaran kebencian dapat mengakibatkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental seseorang, menyebabkan rasa takut yang berlebihan, mimpi buruk, dan gangguan tidur,” kata Dr. Maria Johnson, seorang psikolog klinis di NIH.