Semakin Marak di Tengah Masyarakat! 3 Mahasiswa Universitas Andalas Beber Dampak Psikologis Ujaran Kebencian

Rabu 03 Jul 2024 - 13:41 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

“Ujaran kebencian memecah belah komunitas, menciptakan lingkungan di mana ketidakpercayaan dan kebencian tumbuh subur.

Ini dapat menghambat upaya kolaborasi dan kohesi sosial,” kata Prof. Mark Thompson dari Universitas Harvard.

Kedua, Normalisasi Kekerasan dan Diskriminasi

BACA JUGA:Realitas Kesantunan Berbahasa Gen Z Minangkabau di Era Digital, Bikin Mahasiswa Unand Lakukan Hal ini

BACA JUGA:Satu Lagi Pemain Keturunan Siap Bela Timnas Indonesia, Bisa Jadi Solusi Lini Depan

Ketika ujaran kebencian tidak ditangani dengan serius, ini dapat memberikan pesan bahwa perilaku semacam itu dapat diterima atau bahkan didorong.

Ini dapat menyebabkan normalisasi kekerasan dan diskriminasi terhadap kelompok tertentu.

“Jika masyarakat tidak mengambil sikap tegas terhadap ujaran kebencian, ini bisa dianggap sebagai pengesahan implisit terhadap perilaku tersebut, yang pada gilirannya bisa memicu tindakan kekerasan dan diskriminasi yang lebih besar,” ungkap Dr. Robert Lynch, seorang sosiolog di Universitas Yale.

Upaya Mengatasi Dampak Ujaran Kebencian

BACA JUGA:Ga Neko-Neko! Mahasiswa Unand Beber Media Sosial Efektif Meningkatkan Kesadaran Hukum Warga +62

BACA JUGA:10 Universitas Swasta Terbaik di Jogja, Referensi Buat Caba di Kota Pelajar

Untuk mencegah dampak-dampak di atas, berikut beberapa Upaya Mengatasi Dampak Ujaran Kebencian:

Pertama, Intervensi Psikologis

Penting untuk menyediakan dukungan psikologis yang memadai bagi korban ujaran kebencian.

Terapi kognitif-behavioral (CBT) dan konseling dapat membantu korban untuk mengatasi trauma dan membangun kembali harga diri mereka.

BACA JUGA:Sarapan Sehat, Enak dan Bergizi? Yuk Bikin 5 Kreasi Roti Tawar Ini, Dijamin Lezat Pasti Kamu Suka

Kategori :