Kemuncak ini melambangkan puncak Gunung Meru.
Fragmen kemuncak merupakan fragmen bagian atas dari struktur kemuncak salah satu candi utama di Kawasan Percandian Bumiayu.
Fragmen berbentuk balok yang memanjang ke atas dengan puncak piramida yang runcing, tetapi tidak tajam.
Ini melambangkan simbolisme lingga dan ratna.
Di agama Hindu, lingga melambangkan kekuatan Dewa Siwa dalam penciptaan dan keharmonisan, sementara ratna melambangkan kemuliaan dan kekayaan spiritual.
Tantrisme berupa lingga mewakili energi maskulin dan pencapaian spiritual, sedangkan ratna simbol kekuatan spiritual dan pencerahan tertinggi.
Kemudian, Kepala Kala di mana Kala adalah sebutan Dewa Waktu atau manifestasi dari Dewa Siwa dalam wujud yang menakutkan.
Kepala kala ini ditempatkan di ambang gerbang atau pintu masuk yang menggambarkan wajah raksasa; ciri khas mata melotot, hidung besar, dan mulut terbuka lebar dengan gigi tajam (taring).
Kepala kala lainnya berbentuk segi lima cembung yang punya ragam hias seperti sulur, lingkaran konsentris, segitiga sama kaki.
Simbolisme kepala kala ini antara lain simetris, mata besar, bulat dan melotot, kantung mata, alis tebal, ajna (mata ketiga), mulut terbuka lebar.
Lalu bertaring panjang yang menjulur dari bawah ke atas, lidah menjulur keluar dari mulut, 9 arah (gigi bagian atas), dan 4 elemen dasar (gigi bagian bawah).
Selanjutnya ada koleksi kepala kala yang kental pengaruh Hindu mencakup keseimbangan kosmis, penglihatan spiritual, kekuatan destruktif, dan penguasaan atas ruang, waktu, dan elemen dasar alam semesta.
Nilai-nilai tantrisme meliputi keseimbangan energi spiritual, penglihatan esoteris, kekuatan transformatif, dan penguasaan kosmik serta elemen energi.
Lalu relief berupa Makara yakni makhluk mitologi yang sering digambarkan sebagai kombinasi dari berbagai hewan seperti gajah, ikan, dan buaya.
Makara umumnya ditempatkan di gerbang dan ujung tangga.
Untuk jenis Makara Jaladwara berupa saluran air yang biasanya ditempatkan di tangga masuk (pintu utama), atap, relung dinding, area sekitar petirtaan, ambang pintu atau jendela, kaki (batur), dan sudut-sudut dinding bagian bawah candi.