PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Pekan Festival Handai Indonesia (FHI) 2024, adalah sebuah kontes berbahasa Indonesia untuk warga negara asing (WNA). Festibval telah berakhir dengan 21 pemenang dari berbagai kategori. Itu diumumkan pada puncak acara di Bali pada 31 Agustus lalu.
Acara selama seminggu ini berlangsung di The Patra Bali Resort and Villas di Bali, dari 25 Agustus hingga 31 Agustus. FHI 2024 yang bertemakan “Merayakan Persahabatan” menampilkan tujuh lomba yang menguji keterampilan peserta dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai bentuk seni dan literasi.
Lomba tersebut meliputi pidato, mendongeng, membaca puisi, menyanyi, menciptakan dan membaca pantun, liputan berita, dan menulis surat.
Setiap kompetisi dirancang untuk memungkinkan peserta memamerkan keterampilan mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia dan kemampuan mereka untuk memahami dan menghargai bahasa tersebut.
FHI 2024 melibatkan 549 peserta dari 78 negara dan diselenggarakan melalui beberapa tahap, yaitu babak penyisihan di mana peserta mengirimkan karya dan dilombakan secara daring, dan babak final di mana peserta mengikuti kompetisi di Bali.
Setelah melalui verifikasi dan penilaian karya oleh tim juri yang terdiri dari para pakar bahasa, sastra, seni, dan budaya Indonesia, terpilihlah 105 peserta dari 44 negara yang masuk dalam babak final dan terpilih 21 pemenang dari berbagai kategori ( lihat tabel di bawah ).
FHI tahunan diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa (Pustanda) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa).
Ketua Badan Bahasa Aminudin Aziz optimistis dengan besarnya antusiasme masyarakat global untuk mengikuti FHI 2024 yang dibuktikan dengan partisipasi 78 negara dari target 50 negara.
BACA JUGA:Ratusan Tahun Dijajah, Mengapa Orang Indonesia Tidak Bisa Bahasa Belanda?
Ia menyinggung peran aktif Kementerian Luar Negeri dalam membantu promosi FHI di luar negeri.
“Keputusan untuk secara resmi mengakui Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO pada tahun 2023 juga berdampak positif dan menjadi salah satu kontributor,” ujarnya.
Ia menambahkan, tingginya minat para peserta terhadap Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam memopulerkan bahasa Indonesia secara global melalui pengembangan program pengajaran Bahasa Indonesia kepada orang asing, yaitu Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) telah berjalan efektif.
Menurutnya, peserta dari 43 negara di babak final telah menunjukkan keterampilan luar biasa dalam menggunakan bahasa Indonesia, seperti saat mereka berpidato dan membaca puisi, serta berbagai hal lainnya.
BACA JUGA:5 Bahasa Tertua di Dunia, Nomor 1 Bukan Sansekerta Tapi Dari Negara Ini