Trik ini jelas Tanbiyaskur, mampu mengoptimalkan pertumbuhan ikan dan cepat panennya.
Sharing dan pertanyaan dari pelaku usaha budidaya ikan sekaligus Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Kampung Budidaya Ikan Sematang Borang, Opendo Ahmad.
Dia menceritakan pengalaman budidaya ikan setelah belasan tahun mengandalkan budidaya ikan sebagai mata pencahariannya.
BACA JUGA:Komitmen Apriyadi Bangun SDM Muba Berkualitas, 59 Guru Kuliah Gratis S2 di FKIP Unsri
Permasalahan pembentukan bioflok seharusnya dimulai dari mana sebaiknya, dijawab oleh Dr Amin bahwa dapat dimulai dari sebelum ditebar ikan maupun sesudah ditebar ikan.
Syarat aerasi cukup kuat, pengaturan pH dengan penambahan kapur, penambahan garam dan rasio CN sebaiknya 15, dengan pemberian sumber karbon molase atau tepung tapioka, dan bakteri probiotik sebagai starternya.
Bioflok menjadi solusi untuk memanfaatkan amonia yang tinggi sisa metabolisme dalam kolam budidaya, untuk diubah menjadi flok yang dapat berfungsi sebagai pakan bagi ikan budidaya.
Bakteri starter dapat menggunakan probiotik komersiil maupun probiotik asal rawa produksi BDA Fakultas Pertanian Unsri.
Untuk mengatasi hal yang tidak diharapkan maka sebaiknya pembentukan flok di awal sebelum tebar ikan, diaerasi selama 7 hari sampai terbentuk flok dan ikan siap ditebar.
Ketua Kampung Budidaya Ikan ini juga tertarik dengan pemanfaatan Azolla untuk pakan ikan.
Narasumber Dr Dade menjelaskan tentang Azolla yang bibitnya cukup banyak, dapat ditumbuhkan dengan pupuk TSP untuk perkembangan yang lebih cepat.
Sebagaimana penelitian beliau yang sudah dilaksanakan bersama mahasiswa BDA.
BACA JUGA:Guru Besar Unpad Sentil Politik Dinasti dan Politik Aji Mumpung: Demokrasi Rasa Dinasti