PAGARALAM, KORAN PALPRES.COM – Kamu tentu pernah mendengar tentang keong sawah bukan? Itu lho beintang sejenis siput air yang banyak terdapat di tengah sawah.
Nama kerennya pila ampullacea orang Sunda menyebutnya tutut, tetapi orang Besemah di Sumatera Selatan menyebutnya liling. Haliling kalo kata orang Banjar di Kalimantan Selatan sana.
Orang-orang di Jawa ada yang menyebutnya kol di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kalau di seputaran Banyumas biasa disebut kraca.
Binatang ini banyak dijumpai di perairan tawar benua Asia tropis. Banyak terdapat seperti di sawah, aliran parit, serta danau.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Kuliner Khas Bengkulu Yang Siap Goyang Lidah, Bisa Untuk Buah Tangan Juga
Bentuk keong sawah agak menyerupai Keong mas, masih berkerabat, tetapi keong sawah memiliki warna cangkang hijau pekat sampai hitam.
Orang Sunda dan Besemah termasuk penyuka makanan olahan dari tutut ini. Kalau di daerah Besemah seperti di Kabupaten Lahat atau Kota Pagaralam makanan terkenal dari liling ini adalah gulai liling.
Gulai liling ini juga popular di daerah Bengkulu Selatan (Suku Serawai) dan sekitarnya. Juga di suku Semendo yang masih berkerabat dengan masyarakat suku Besemah.
Liling yang akan dimasak harus dibersihkan dulu. Bagian belakang cangkang liling itu harus dipotong. Ini supaya agar gampang mencucupnya. Mencucup ini seperti menghisap bagian dalam liling untuk mengambil isi dalamnya atau dagingnya.
BACA JUGA:4 Kuliner Khas Palembang Ini Wajib Kamu Coba Saat Pertama Datang di Palembang
Memasaknya kalau di daerah Besemah dan sekitarnya bisa dengan mencampurnya dengan kuah seperti pindang atau bisa juga bumbu santan lengkap. Tentu saja dengan tambahan serai, laos, jahe, daun salam, cabai merah dan hijau juga kemiri.
Bisa juga memakai olahan tempoyak untuk campurannya. Kalau di Pagaralam ada juga yang mencampurnya dengan tanaman pakis (taghuk paku), atau rebung bambu.
Campuran bumbu ditumis dulu sedikit lalu diberi air untuk merebus liling yang sudah dibersihkan tadi,
Memperkirakan apakah liling tadi sudah bisa dimakan adalah dengan mencobanya dengan mencicipi satu atau dua liling. Kalau sudah bisa disedot atau dihisap berarti sudah masak.
BACA JUGA:Taghuk Lumai, Kuliner Besemah yang Nikmat Dimakan di Tengah Sawah